TANTANGAN DA'WAH DALAM MUHAMMADIYAH



            Dinamika kebudayaan dan kemajuan peradaban manusia akhir-akhir ini berjalan dengan cepat. Tantangan dan permasalahan yang dihadapi manusia pun semakin kompleks. Permasalahan satu belum tuntas untuk diselesaikan , kemudian datang persoalan lain yang terkadang lebih berat yang harus dihadapi umat manusia. Bahkan karena kompleksnya persoalan dan dinamika sosial tersebut, batas-batas yang ma'ruf dan yang mungkar sudah sulit untuk dipisahkan. Dalam satu media, satu ruang, dan satu waktu bisa menampilkan dua wajah sekaligus yaitu antara yang mingkar dan yang ma'ruf. Manusia sering kehilangan patokan moral dan akhlaq, bahkan mengalami krisis moral dan akhlaq.

            Untuk menghadapi dinamika sosial budaya dan perkembangan peradaban yang semakin kompleks tersebut diperlukan ikhtiar atau kreativitas umat dalam mengembangkan dan menjaga amanah Allah SWT, yaitu ajaran Islam sebagai rohmatan  lil'alamin. Salah satu kreativitas itu dapat dilakukan dengan melakukan dinamisasi dan purifikasi (pemurnian) melalui da'wah Islam dalam bentuk strategi kebudayaan dan strategi kebudayaan sosial. Bagi Muhammadiyah strategi da'wah Islam dalam bentuk strategi kebudayaan dan perubahan sosial di tengah dinamika kehidupan masyarakat yang kompleks tersebut diwujudkan  melalui da'wah kultural.

            Melalui da'wah kultural Muhammadiyah melakukan ikhtiar terus menerus untuk mewujudkan Islam sebagai rohmatan lil'alamin. Aktualisasi rohmatan lil'alamin tdak hanya berwujud hasil yang dapat dinikmati secara langsung dan sekali jadi, tetapi yang lebih penting adalah menyangkut proses yang terus menerus dengan berbagai pendekatan, metode, model dan tekhnik yang diperlukan untuk mencapai kebahagiaan umat manusia di dunia dan akhirat secara simultan.

            Islam sebagai rohmatan lil'alamin mengandung pesan tentang kehidupan universal bagi semua umat manusia baik muslim maupun non muslim. (Q.S An-naba':28)

            Islam juga menganjurkan kearifan dalam memahami realitas masyarakat yang sifat ma'ruf dan mencegah kemungkaran dengan memperhatikan keadaan dan kecenderungan manusia beserta sifat dan karakternya. Keadaan dan kecenderungan manusia secara individual maupun kolektif menjadi pertimbangan dasar bagi da'wah Islam sebagai proses yang saling mempengaruhi antarinvidu, individu dengan kelompok dan antarkelompok yang melibatkan aspek-aspek dinamika pemahaman dan kesadaran, penolakan dan penerimaan, kejumudan dan perubahan. Karena itu da'wah Islam sebagai proses yang saling mempengaruhi diimplementasikan secara arif(bil hikmah), terbuka, dialogis dan manusiawi. Da'wah ialam dilakukan dengan sebijaksana mungkin dengan mempertimbangkan situasi dan kondisi objek da'wah, baik kemampuan intelektual masyarakat (biqodri uquulihim)maupun kondisi psikologis perkembangan mereka  (Q.S An-nahl:125)    
        
            Da'wah Islam berusaha mempengaruhi masyarakat, negara dan bangsa untuk mencapai keutamaan sebagaimana cita-cita luhur Muhammadiyah dalam membentuk masyarakat Islam yang sebenar-benarnya. Masyarakat Islam sebagai orientasi tujuan da'wah Muhammadiyah menunjukkan pengakuan bahwa hanya kehidupan islami yang mampu menghantarkan kepada kejayaan dan rohmat dalam kehidupan ini. Spirit da'wah semacam ini bukan mengabaikan eksistensi individu, kelompok masyarakat, latar belakang dan lingkungan, sosial, geografis, dan kulturnya. (Q.S Al-hujurat:13)
  
            Keanekaragaman sekaligus kecenderungan yang heterogen itulah yang justru mendorong da'wah Islam untuk mengantisipasi dan meresponnya melalui berbagai alternatif pendekatan dan metode yang tepat. Dalam kaitan tersebut terkandung makna bahwa da'wah berarti menyampaikan Islam dalam bahasa kebudayaan dan bahasa masyarakat, yang dalam Al-qur'an disebut bilisani qoumihi. (Q.S Ibrahim:4) 

            Makna bilisani qoumihi adalah suatu upaya untuk menyampaikan, menterjemahkan, dan menafsirkan ajaran Islam dengan memahami dan mengapresiasikan  konteks psikologi, sosial, ekonomi, demografis, dan kondisi objektif dari sasaran da'wah. Bahasa da'wah harus lekat dengan konteks sejarah dan kultural masyarakatnya, karena mereka lahir dari orang tua, ras, tanah air, jenis kelamin, dan latar belakang sosial tertentu. Bahasa Al qur'an itu sendiri merupakan kongkretisasi firman Allah yang tidak lepas dari konteks masa kehidupan Rosullah. Karena itu komunikasi dala da'wah membutuhkan dan pendekatan.dan cara-cara khusus untuk menafsirkan dan menyampaikan kebenaran ajaran islamdalam dimensi ruang dan waktu yang menjadi tempat bagi manusia untuk berada.

            Muhammadiyah memandang bahwa objek da'wah itu sangat plural (beraneka ragam). Kelompok masyarakat yang di sebut santri, abangan, priyayi, tradisionalis, modernis, sinkretik, lokal, dan global memiliki tahap-tahap dan kualitas keimanan dan keberagamaan yang berbeda-beda. Keberagamaan ini merupakan proses sosial-budaya yang dapat berubah searah perubahan kehidupan sosial, ekonomi, budaya dan nilai-nilai tertentu baik secara khusus maupun universal. Di sini Islam perlu disajikan dalam beragam sajian sesuai struktur sosial, ekonomi dan sosial masyarakatnya agar da'wah serba mencakup dan melingkupi objek da'wah sekaligus mencukupi bagi keanekaragaman aspek-aspek kehidupan yang mereka milki. Doktrin ilam kaffah (Q.S AL-baqoroh: 208) 

Adalah citra ideal yang bentuk kongkretnya beragam bagi setiap individu dan masyarakat karena menyentuh berbagai dimensi hidup dan kehidupan yang kompleks.
            
Dalam konteks pemikiran sebagaimana telah dikemukakan di atas maka da'wah kultural Muhammadiyah bekmasud untuk menyebarluaskan universalitas Islam sebagai rohmat bagi semua umat manusia secara luas keberbagai individu dan kelompok dalam lingkungan sosial yang beragam baik di tingkat lokal maupun global. Da'wah kultural ini dilakukan melalui cara-cara yang bijak dan dialogis sesuai dengan kapasitas intelektual dan psikologis perkembangan manusia dan tanpa paksaandengan mempertimbangkan keunikan dan keberagaman kultural dan historis objek da'wah.



Loading...

0 Response to "TANTANGAN DA'WAH DALAM MUHAMMADIYAH"

Post a Comment