Syirik kecil mempunyai banyak jenis, namun dapat diringkas sebagai berikut:
Pertama, Qauly (Perkataan)
Yaitu syirik yang diucapkan dengan lisan, seperti bersumpah dengan selain Allah swt, mengucapkan: “Apa yang dikehendaki Allah swt dan Aku”, Hakim segala Hakim”, mengucapkan penghambaan kepada selain Allah swt seperti: “’Abdun Nabiy”, “’Abdu ar Rasul".
Kedua, Fi’ly (perbuatan)
Seperti riya’ (senang dilihat), sum’ah (senang didengar) dan mengharapkan dunia dalam berbagai amalnya.
Setiap jenis syirik kecil dapat berubah menjadi syirik besar jika disertai dengan keyakinan hati, yaitu mengagungkan selain Allah swt dengan pengagungan selain Allah swt dengan pengagungan yang sama terhadap Allah swt atau syirik kecil melandasi amalnya atau bahkan mendominasinya.
Yang pertama misalnya dengan bersumpah kepada selain Allah swt dengan tingkat pengagungan yang sama dengan pengagungan kepada Allah swt.
Yang kedua misalnya ketika riya melandasi awal perbuatan bahkan mendominasinya atau tujuan duniawinya dalam amal terlalu dominan dimana ia sebenarnya tidak mengharap keridhoan Allah swt. Maka, amal – dalam kriteria terakhir ini – terbagi kepada empat macam:
Pertama, bila tujuan amalnya adalah balasan duniawi seperti pemeliharaan, pengembangan dan penambahan balasan tanpa harapan sama sekali kepada akherat. Pelaku jenis ini akan diberi balasan amalnya di dunia dan tidak akan memperoleh balasan apa-apa di akherat. Ini termasuk syirik besar.
Kedua, bila tujuan amalannya adalah manusia dan tidak mengharap keridhoan Allah swt dan pahala-Nya atau menghindari siksaan-Nya. Inilah yang dimaksud riya dengan perbuatan dan sum’ah dengan perkataan. Dia digolongkan ke dalam syirik kecil jika belum menjadi dasar iman atau belum dominan dalam amal. Tapi jika berubah menjadi demikian, maka dia digolongkan ke dalam syirik besar.
Ketiga, jika tujuan amalan shalehnya adalah harta. Misalnya, naik haji untuk memperoleh harta, atau mendapatkan isteri, atau berjihad untuk memperoleh harta rampasan perang atau menuntut ilmu untuk memperoleh jabatan dan kekuasaan atau menghafal al Qur’an untuk ditugaskan sebagai imam masjid dan semacamnya. Ini termasuk syirik kecil.
Keempat, bila ia melaksanakan amal shaleh dengan ikhlas tapi kemudian dalam amal itu ia melakukan perbuatan yang menyebabkan kafir besar sebagai Firman-Nya dalam surat al Ma’idah 27:
وَاتْلُ عَلَيْهِمْ نَبَأَ ابْنَيْ ءَادَمَ بِالْحَقِّ إِذْ قَرَّبَا قُرْبَانًا فَتُقُبِّلَ مِنْ أَحَدِهِمَا وَلَمْ يُتَقَبَّلْ مِنَ الْآخَرِ قَالَ لَأَقْتُلَنَّكَ قَالَ إِنَّمَا يَتَقَبَّلُ اللَّهُ مِنَ الْمُتَّقِينَ
Maka amal orang ini sama sekali tidak bermanfaat baginya karena dia telah kafir.
Allah swt berfirman dalam surat Ibrahim 18:
مَثَلُ الَّذِينَ كَفَرُوا بِرَبِّهِمْ أَعْمَالُهُمْ كَرَمَادٍ اشْتَدَّتْ بِهِ الرِّيحُ فِي يَوْمٍ عَاصِفٍ لَا يَقْدِرُونَ مِمَّا كَسَبُوا عَلَى شَيْءٍ ذَلِكَ هُوَ الضَّلَالُ الْبَعِيدُ
Dalam az Zumar 65:
وَلَقَدْ أُوحِيَ إِلَيْكَ وَإِلَى الَّذِينَ مِنْ قَبْلِكَ لَئِنْ أَشْرَكْتَ لَيَحْبَطَنَّ عَمَلُكَ وَلَتَكُونَنَّ مِنَ الْخَاسِرِينَ
Jadi, sebab rusaknya amal adalah adanya lawan iman dan tauhid, yaitu kekafiran dan syirik yang besar. Padahal amal adalah rukun iman dan tauhid, sehingga tak ada iman dan tauhid tanpa amal yang dilakukan dengan ikhlas dan sesuai dengan sunnah Rasulullah saw.
Loading...
0 Response to "JENIS-JENIS SYIRIK KECIL"
Post a Comment