MENUMBUHKAN SEMANGAT BERDAKWAH



Tentunya tidak asing lagi di telinga kita dengan sosok K.H.A. Ibrahim. Seorang ulama' sekaligus tokoh Muhammadiyah hasil tempaan dari pondok pesantren yang mempunyai semangat juang dan cita-cita tinggi dalam menegakkan Islam di muka bumi ini.

Satu hal yang perlu di catat. Sifat tanggung  jawab terhadap amanah yang di serahkan pada dirinya harus senantiasa kita lestarikan. Terutama bagi para pemegang risalah Islam (Mujahid Dakwah)  tentunya bisa mengambil pelajaran yang berharga ini untuk mewujudkan maksud dan tujuan Muhammadiyah yang mulia (menegakkan dan menjunjung tinggi agama Islam, sehingga terwujud masyarakat Islam yang sebenar-benarnya)..
Sekarang kita sudah tidak lagi berada di era meoderen, namun kita sudah memasuki era kosmo. Artinya era setelah mederen, yang tentunya beban dan rintangan dalam melangkah dan mengarungi jalan kehidupan lebih pelik dan  bannyak membutuhkan perjuangan lebih. Barbagai permasalahan baru yang muncul di tengah-tengah masyarakat harus dihadapi dengan penuh kearifan. tidak mudah memutuskan dengan tanpa dasar dan argumen yang kuat.  Mujahid Dakwah harus menguasai metodologi dalam menyampaikan tugas yang ia emban. Salah satu caranya adalah dengan menguasai ilmu dien (agama) dan mengetahui wawasan ilmu kontemporer.
Yang tidak kalah pentingnya, semangat untuk meraih terwujudnya cita-cita harus senantiasa  tertanam kokoh dalam diri seorang Mujahid Makwah.  
Ada dua kunci utama yang perlu tertanam dan teraplikasi dalam diri Mujahid Dakwah.

1. Tekat Baja
    Terlebih dahulu kita harus mengetahui bahwa yang namanya dienul Islam (agama Islam) hanya bisa tegak diatas pundak orang-orang yang mempunyai tekat yang kuat. Ia tidak akan tegak diatas pundak orang-orang yang lemah dan suka berhura-hura. Agama yang agung ini hanya akan tegak di tangan orang-orang yang agung pula. Tanggung jawab besar yang sempat dienggan oleh langit dan bumi pasti akan di pikul oleh ahlinya, oleh para pemudanya.      
Bagaimana mungki Islam akan tegak dan kembali mendapatkan kemuliaan tanpa tekat baja seperti tekat yang dimiliki Mus'ab ibnu Umair ra. Tekat yang membuatnya meninggalakan masa muda, masa hura-hura menuju kehidupan yang cerah dan bersahaja. Walaupun harus meninggalkan kenikmatan dunia yang ada. Padahal jika ia mahu mendapatkan kesenangan dunia apapun yang ia inginai (rumah megah, wanita cantik, kendaraan mewah, pangkat dsb) maka bisa ia dapatkan semuanya. Namun beliau lebih memilih jalan yang bersahaja, hidup sederhana dan ikut berjuang menegakkan panji-panji Islam. Itulah pintu yang membuat Mus'ab ibnu Umair ra. sebagai pintu masuk islamnya kebanyakan penduduk Madinah saat itu.
Seorang ulama popular yang mengukir sejarah emas di Muhammadiyah, K.H. AR. Fachruddin. Beliau begitu gigih memperjuangkan dan mengorbankan apa yang ia miliki demi kebangkitan agama Islam. Semua usaha ia kerahkan untuk Islam. Ilmu yang di miliki ia dakwahkan pada masyarakat kesana kemari tanpa mengenal lelah. Harta yang dimilikinya juga ia infaqkan di jalan Allah dalam rangka untuk memfasilitasi sarana dakwah yang di jalaninya. Lalu yang menjadi pertanyan besar, "Apakah yang selama ini telah kita keluarkan untuk agama Allah swt.?"

2. Azam (ketetapan hati) Yang Menyeluruh
    Sesungguhnya azam yang diharapkan muncul dalam diri Mujahid Dakwah adalah azzam yang menyeluruh. Azam dalam ilmu dan amal, azzam dalam dakwah dan jihad, azam dalam iman, sabar dan ridha.
Mujahid Dakwah tidak cukup mempunyai azzam yang cuma sepotong, sebatas satu bidang tertentu saja. Diantara mereka para pengemban risalah ada orang yang melewati semua celah. Berjalan menuju Allah dari berbagai lembah dan sampai kesana dari berbagai jalan.
 Namun bukan dari berbagai jalan seperti yang difahami oleh pengikut faham pluralisme agama, yang menyangka kalau semua agama itu benar dan semua ahirnya nanti akan mencapai tujuannya (surga). Itu adalah faham yang  menyesatkan banyak orang. Yang di maksud dari berbagai macam jalan disini adalah Shiraatal Mustaqim (jalan yang lurus) yakni Islam.
Dikatakan oleh Allah, bahwa seseorang yang bisa takut kepada keagunganNya hanyalah para ulama'. Artinya orang yang berilmu, mengamalkan ilmunya dan menyampaikannya kepada ummat, maka ia memperoleh peluang untuk meraih dan mendapatka surga Allah yang menjadi dambaan setiap orang. Allah telah menjanjikan kepada mereka dengan pahala dan kenikmatan yang sangat besar. Kenikmatan yang sebelumnya belum pernah terlihat oleh mata, terdengar oleh telinga, dan belum pernah terbesit di hati seseorang.
"Sesungguhnya Allah telah membeli dari orang-orang mukmin, diri dan harta mereka dengan memberikan surga untuk mereka" ( Q.S. At taubah:111).


Penulis: M. Muttaqin Mahasiswa (tholabah) Pendidikan Ulama'                                                                                  Tarjih Muhammadiyah (PUTM).                                     




Loading...

0 Response to "MENUMBUHKAN SEMANGAT BERDAKWAH"

Post a Comment