MENENGOK KEMBALI STRATEGI DAKWA RASULULLAH SAW



Dakwah, adalah kata-kata yang sangat erat kaitanya dengan islam. Tidak bisa kita pisahkan antara Islam dengan Dakwah. Karena agama islam sendiri tersiar melalui dakwah. Bahkan kalau kita menilik Sirah Nabawiyah, akan kita dapati bagaimana kesuksesan gemilang dakwah nabi yg hanya dalam waktu 23 tahun beliau mampu merangkul seluruh bangsa arab dalam pelukan islam. Meskipun kita tidak menafikan betapa dahsyatnya cobaan yg beliau terima saat mensyiarkan kalimatullah. Jalan terjal beliau lalui, badai hinaan beliau hadapi, sikap kasar beliau syukuri dengan balasan sikap yang sabar. Maka tidak mengherankan jika banyak para orang kafir pada masa itu rela menukar kekufuran dan kedurhakaan kepada Allah dengan Iman dan Ketaqwaan kepadaNya, itu semua berkat ketegaran Rasulullah dalam menyampaikan dakwahnya serta strategi dakwah beliau yang perlu kita apresiasi untuk dijadikan cermin bagi perjalanan dakwah di masa mendatang. Karena Rasulullah adalah sebaik-baik suri tauladan yang setiap langkahnya senantiasa mendapat bimbingan wahyu dari Allah SWT.

Kemudian, apa sebetulnya resep dakwah Rasulullah sehingga sampai saat ini sekitar 1,5 milyar umat islam di dunia bisa menikmati buah jerih payah beliau? Tentu kita tahu, dalam perjalanan dakwah nabi kita mengenal istilah dakwah sirriyyah (dakwah secara sembunyi-sembunyi) yang beliau lakukan selama 3 tahun pada awal perkembangan islam di makkah, karena alasan kondisi pada masa itu yang belum memungkinkan untuk dilakukan dakwah secara terang-terangan dan dakwah jahriyyah (dakwah secara terang-terangan). Itulah strategi dakwah Nabi yang kemudian dikenal dengan 2 fase dakwah makkah madinah.

Ada 3 model yang beliau lakukan dalam menjalankan dakwah secara sembunyi-sembunyi:
1.      Rekruitment
Yaitu merekrut kader dari kalangan-kalangan yang diharapkan berperan aktif dalam menjalankan dakwah. Hal itu tampak ketika Nabi merekrut dari kalangan  wanita yang tidak lain adalah istrinya sendiri yaitu Khadijah. Kemudian dari kalangan pemuka (elit) beliau merekrut Abu Bakar Ash-siddiq yang memiliki kedudukan penting di kalangan orang quraisy. Dari kalangan remaja beliau merekrut Ali bin Abi Thalib, seorang remaja yang cerdas dan berwawasan luas yang kemudian mewarisi sebagian besar ilmu rasulullah.

Kalau kita perhatikan, cara perekrutan beliau sangat strategis karena ketiga kalangan tersebut memiliki peran besar dalam masyarakat. Khadijah yang kemudian mendukung total dakwah rasul dengan mempertaruhkan harta dan jiwanya. Abu Bakar yang mampu melebarkan sayap dakwahnya kepada kalangan pemuka Quraisy yang lain.

2.      Memberdayakan kaum wanita
Karena sesungguhnya wanita memiliki kekuatan yang dahsyat, sehingga jika diberdayakan untuk berdakwah akan berperan besar dalam kemajuan islam. Seperti keberhasilan Khadijah dalam mendidik putri-putri nabi, dan juga Asma’ binti Abu Bakar yang kemudian menjadi pahlawan hijrah nabi ke madinah.


3.      Pembinaan aqidah
Dapat kita lihat bagaimana pembinaan aqidah tergambar pada awal risalah islam yang ketika itu difokuskan dirumah Arqam bin Abil arqam. Karena memang aqidah adalah pondasi keimanan seseorang, sehingga membangun pondasi yang baik akan mengokohkan bangunan islam dan mencetak kader-kader dakwah yang bertaqwa kepada Allah. Barangkali penyimpangan-penyimpangan yang terjadi di tubuh pemerintahan indonesia ini salah satu penyebabnya adalah kesalahan pada pembinaan Aqidahnya.
                                                                                                                                   
      Sedangkan dalam dakwah secara terang-terangan, nabi menggunakan beberapa model :

1.      Dakwah kepada kerabat
Seperti keberhasilan nabi merekrut kedua pamanya yang selanjutnya menjadi pembela dakwah nabi. Mereka adalah Abu Thalib dan Hamzah bin Abdul Muthalib. Keduanya sebagai palang pintu dakwah nabi menghadapi intimidasi dari kaum quraisy, Abu jahl, dan Abu lahab. Apalagi keduanya tergolong pimpinan di kalangan kaum quraisy, Meskipun Abu thalib belum menerima ajaran islam.
Pada model ini beliau memanfaatkan media pertemuan-pertemuan keluarga sebagai sarana untuk mengajak sanak kerabatnya mengikuti ajaran islam.


2.      Menggunakan media umum
Memanfaatkan momentum yang banyak menyerap massa. Misalnya, nabi memanfaatkan momentum haji untuk berdakwah yang ketika itu berhasil masuk dalam barisan dakwah beliau sekitar 12 orang dari suku Aus dan Khazraj. Kemudian pada musim haji berikutnya 70 orang dari madinah bersedia masuk islam dan setia menjadi pembela perjuangan dakwah Rasulullah.

3.      Dakwah dengan tulisan
Meskipun beliau adalah nabi yang ummiy (tidak bisa membaca dan menulis), namun melalui para sahabatnya beliau tidak meninggalkan peran dunia tulis menulis yang ketika itu digunakan untuk menjangkau sasaran dakwah yang jauh. Misalnya, keberhasilan nabi mengajak Raja Nabasyi di Habasyah untuk beriman kepada Allah melalui perantara surat yang dikirimkan sahabat. Sehingga tidak heran jika kemudian para ulama’dan ilmuan islam melestarikan dunia tulis menulis untuk mengabadikan karya-karyanya.

Di era modern sekarang ini, strategi dakwah beliau tersebut dapat kita kembangkan melalui berbagai media, terutama media massa baik berupa televise, radio, majalah, internet, film-film bernuansa religi, novel-novel yang sarat pesan-pesan islami, dll.

oleh Fatkhurrohim diajukan sebagai tugas mata kuliah Ilmu Dakwah
Loading...

0 Response to "MENENGOK KEMBALI STRATEGI DAKWA RASULULLAH SAW"

Post a Comment