Hikmah Berangsurnya Al-Qur'an diturunkan,- Al-Qur’an senantiasa diturunkan secara berangsur-angsur kepada Nabi Muhammad SAW sesuai dengan kejadian-kejadian dan peristiwa-peristiwa yang terjadi, kadang-kadang di turunkan sekaligus dalam satu surat, seperti surat Al-Fatihah, surat Al- Mudatsir, dan surat Al-An’Am. Surat Al-An’am itu di turunkan di Makkah sekaligus, kecuali tiga ayat yang di turunkan di Madinah. Kadang-kadang di turunkan sepuluh ayat sebagaimana dalam kisah tentang kebohongan, pada awal surat Al-Mu’minun, dan kadang-kadang lima ayat. Hal-hal yang demikian itu banyak sekali. Ada sebagian ayat yang di turunkan,yang itu benar terjadi, sebagaimana firman Allah SWT {الضرر لىاو غىر} .Ayat tersebut di turunkan setelah ayat{لا يستوى القاعدون من المؤمنين} begitu juga dengan ayat {وان خفتم عيلة فسوف يغنيكم الله من فضله إن شاء,إن الله عليم حكيم} ayat tersebut duturunkan setelah ayat {ياايها الذين آمنوا إنما المشركون نجس فلا يقربوا المسجد الحرام بعد عامهم هذا} . Hal yang seperti itu senantiasa terjadi hingga syari’at itu sempurna dengan kesempurnaan turunnya Al-Qur’an.
Para ‘ulama menyebutkan beberapa hikmah diturunkannya Al-Qur’an secara berangsur-angsur, diantaranya:
1. Untuk menguatkan hati Rasulullah SAW, dengan demikian beliau bisa megerti dan menghafalnya. Karena Nabi SAW seorang yang ummi yang tidak mampu untuk membaca dan menulis. Adapun selain Nabi Muhammad SAW dari para Rasul terdahulu, mereka adalah para penulis, dan para pembaca yang memungkinkan untuk bisa menjaga dan menghafal terhadap apa yang di turunkan kepada mereka dengan keseluruhan, sebagaimana yang telah di jelaskan dalam firman-Nyaكذالك لنثبت فؤاد}
2. Adanya hikmah dari Allah SWT bahwasanya di dalam Al-Quran terdapat nasikh dan mansukh dan ini tidak mungkin terjadi kecuali Al-Quran diturunkan secara terpisah-pisah .
3. Adanya hikmah bahwasanya diturunkan secara berangsur-angsur itu ada yang sebagai jawaban atas pertanyaan, ada juga yang sebagai hukum terhadap segala apa yang terjadi, agar lebih cepat untuk bisa di terima dan di laksanakan. Hal yang demikian itu tidak akan terjadi kecuali Al-Qur’an di turunkan secara berangsur-angsur .
4. Al-Qur’an diturunkan secara terpisah-pisah terdapat hikmah terhadap para hamba, bahwasanya dahulu mereka sebelum Islam terdapat pembolehan secara mutlak , seandainya Al-Qur’an diturunkan kepada mereka sekaligus, maka hal yang demikian itu akan menjadi beban bagi mereka dan hati mereka cenderung menghindar bahkan sampai lari dalam menerima apa yang ada didalam Al-Qur’an berupa perintah-perintah dan larangan-larangan. Hal ini dijelaskan oleh imam Bukhari dari Aisyah dia berkata : “ surat yang pertama kali diturunkan dari Al-Qur’an adalah surat-surat pendek yang didalamnya terdapat penyebutan tentang surga dan neraka, sampai manusia kembali pada Islam maka turunlah hukum tentang halal dan haram, seandainya ayat yang pertama kali turun: " لاتشربوا الخمر janganlah kalian minum khamr", maka mereka akan mengatakan: "kami tidak akan meninggalkan khamr selamanya", begitu pula dengan تزنوا لا “janganlah kalian berbuat zina” maka mereka akan mengatakan kami tidak akan meninggalkan zina selama-lamanya.
Pengkompromian antara firman Allah SWT (إنا أنزلناه فى ليلة القدر) dan saya mengetahui mengenai turunnya Al-Qur’an secara berangsur-angsur. Pengkompromian yang lebih mendekati adalah sebagaimana yang kami katakan, yaitu makna turunnya pada malam lailatul qadar itu berarti bahwasanya permulaan turunnya itu pada malam tersebut. Dhamir yang ada didalam lafal أنزلناه itu bagi Al-Qur’an dan tidak ada keraguan bahwasannya permulaan turunnya Al-Qur’an seperti pada malam tersebut.
Loading...
0 Response to "Hikmah Berangsurnya Al-Qur'an diturunkan"
Post a Comment