DAKWAH ISLAM AMAR MAKRUF NAHI MUNGKAR

Dakwah Islam adalah dakwah yang mengajak manusia ke jalan yang benar yang diridhai oleh Allah ta’ala untuk kemaslahatan di dunia dan akhirat, dakwah merupakan manifestasi dari iman dan taqwa kepada Allah karena dakwah adalah salah satu bentuk ibadah dan perintah yang wajib dijalankan oleh setiap hamba Allah, fiman Allah ta’ala :
ادْعُ إِلَى سَبِيلِ رَبِّكَ بِالْحِكْمَةِ وَالْمَوْعِظَةِ الْحَسَنَةِ وَجَادِلْهُمْ بِالَّتِي هِيَ أَحْسَنُ إِنَّ رَبَّكَ هُوَ أَعْلَمُ بِمَنْ ضَلَّ عَنْ سَبِيلِهِ وَهُوَ أَعْلَمُ بِالْمُهْتَدِينَ
Serulah (manusia) kepada jalan Tuhanmu dengan hikmah dan perkataan yang baik dan bantahlah mereka dengn bantahan yang baik. Sesungguhnya Tuhanmu yang lebih mengetahui tentang siapa yang tersesat dari jalan-Nya. Dan Dialah yang lebih mengetahui orang-orang yang dapat petujuk.”(QS. An-Nahl: 125)
Tentunya setiap perintah dari Allah ada koridor-koridor yang perlu diperhatikan tidak terkecuali masalah dakwah, dalam dakwah ada beberapa yang perlu diperhatikan salah satunya adalalah mengenai bagaimana caranya seorang yang berdakwah agar bisa diterima dengan baik oleh masyarakat (obyek dakwah/mad’u) di sisi lain juga tidak kalah penting memikirkan masalah manakah yang menjadi prioritas yang perlu disampaikan kepada masyarakat.
Secara umum kondisi mayarakat disetiap tempat berbeda-beda dalam hal pengetahuan yang mereka miliki, kondisi masyarakat perkotaan dan masyarakat pedesaan berbeda karena dipengaruhi beberapa aspek, masyarakat perkotaan cenderung bersifat individual dibanding dengan masyarakat pedesaan. Hal tersebut perlu mendapat perhatian bagi pelaku dakwah karena masalah masyarakat satu dengan mayarakat yang lainnya belum tentu sama dan harus disikapi sesuai dengan kondisi masyarakat setempat yang menjadi obyek dakwah. Begitu juga ajaran-ajaran Islam yang mereka jalani, setiap orang berbeda-beda sejauh mana ilmu agama yang mereka fahami, karena itu perlu adanya pirioritas dalam dakwah manakah yang lebih penting disampaikan kepada setiap obyek dakwah.
Sebuah gerakan yang mengusung dakwah amar makruf nahi mungkar, mengajak kepada kebaikan dan mencegah perbuatan yang mungkar, tidak terkecuali Muhammadiyah perlu memperhatikan kondisi masyarakat sebagai obyek dakwah dan adab-adab dalam berdakwah sebagaimana Al-Qur’an dan As-Sunnah menggariskan.

Secara etimologi, dakwah berasal dari bahasa Arab, da’aa - yad’uu - da’watan, yang berarti ajakan, seruan dan himbauan. Sedang secara terminologis, banyak pengertian dakwah diberikan oleh para ahli. Di antaranya adalah, proses aktifitas merubah suatu kondisi kepada kondisi lain yang lebih baik, atau dari suatu kondisi yang sudah baik kepada kondisi lain yang lebih baik lagi, yang dilakukan dengan sadar, sengaja dan berencana.
Sedangkan amar berarti menyuruh atau menggerakkan, al-makruf adalah nama untuk segala kebajikan atau sifat-sifat baik yang sepanjang masa telah diterima sebagai sifat baik oleh hati nurani manusia. Amar makruf dengan demikian dapat diartikan sebagai setiap usaha untuk mendorong atau menggerakkan umat manusia untuk menerima dan melaksanakan dalam kehidupan sehari-hari hal-hal yang sepanjang masa telah diterima sebagai baik oleh hati nurani manusia.
Disamping dakwah itu merupakan aktivitas membina dan mengembangkan hal-hal yang ma’ruf dalam segenap lapangan dan segi kehidupan. Maka dakwah juga mengandung pengertian sebagai usaha mendorong dan menggerakkan umat manusia untuk menolak dan meninggakan hal-hal yang mungkar ini merupakan makna secara umum nahi mungkar. Perkataan mungkar berarti nama untuk segala dosa dan kejahatan-kejahatan yang sepanjang masa dikutuk oleh watak manusia sebagai jahat.
Seperti halnya amar makruf, maka usaha yang bertujuan memusnahkan hal-hal yang jahat, begitu pula usaha menutup jalan bagi pertumbuhannya adalah merupakan usaha dakwah yang dilakukan daam sebagai segi kehidupan, yang mencakup bidang sosial, pendidikan, ekonomi, budaya, polotik dan sebagainya.
http://www.makalahkuliah.com/2012/08/artikel-dakwah-amar-makruf-nahi-mungka.html
Dengan pengertian semacam itu, maka kegiatan dakwah bersifat multi dimensional perubahan dari suatu kondisi kepada kondisi lain yang lebih baik, atau dari suatu kondisi yang sudah baik kepada kondisi lain yang lebih baik lagi, mencakup segi-segi yang sangat luas. Ia menyangkut perubahan sikap hidup dan perilaku yang lemah dan kurang menguntungkan, seperti bodoh dan terbelakang serta sikap nerimo ing pandum (kebudayaan kemiskinan), kearah sikap hidup dan perilaku yang diperlukan untuk kehidupan yang lebih baik dann mulia. Disamping itu perubahan suatu kondisi kearah kondisi yang diinginkan, menyangkut tata kehidupan masyarakat dalam segala aspeknya. Dalam rangka Dakwah Islam, tata kehidupan yang diinginkan tentunya tata kehidupan yang penuh diliputi oleh suasana ketentraman dan kedamaian, kebahagiaan dan kesejahteraan, baik lahir maupun batin, di dunia maupun di akhirat yang diridhai oleh Allah subhanahu wa ta’ala.

. Dakwah Sebagai Suatu Proses
Secara sederhana, proses berarti rangkaian tindakan yang dilakukan dengan sadar dan sengaja serta dilaksanakan terus menerus, tahap demi tahap dalam rangka pencapaian tujuan tertentu.
Sebagai suatu proses, penyelenggaraan dakwah tidak mungkin dilaksanakan secara sambil lalu dan seingatnay saja, melainkan harus dipersiapkan dan direncanakan secara matang, dengan memperhitingkan segenap segi dan faktor yang mempunyai pengaruh terhadap penyelenggaraan dakwah. Demikian pula sebagai suatu proses, penyelenggaraan dakwah tidak mungkin diharapkan dapat mencapai tujuannya, dengan hanya melakukan sekali perbuatan saja, tetapi harus melakukan serangkaian atau serentetan perbuatan yang disusun secara tahap demi tahap, dengan sasarannya masing-masing yang ditetapkan secara rasional pula serta mengandung dakwah amar makruf nahi mungkar. Rangkaian tindakan yang harus dilakukan dalam rangka penyelenggaraan dakwah itu terdiri beberapa fase;
Pertama, perencanaan dakwah yaitu aktifitas melihat kedepan, menetapkan dan merumuskan kebijaksanaan dan tindakan-tindakan dakwah yang akan dilaksanakan pada waktu-waktu yang akan datang, dalam rangkan mencapai tujuan yang telah ditetapkan.
Kedua, penyusunan dakwah yaitu mengelompokkan tindakan-tindakan dakwah dalam kesatuan tertentu, menempatkan para pelaku dan atau pelaksana yang kompeten pada kesatuan-kesatuan tersebut serta memberikan wewenang dan jalinan hubungan di antara mereka.
Ketiga, pergerakan dakwah yaitu member dorongan kepada para pelaksana agar segera melaksanakan aktivitas dakwah, sesuai dengan rencana, sehingga tujuan yang telah ditetapkan dapat tercapai. Pergerakan ini merupakan langkah dakwah yang secara langsung berhubungan dengan para pelaksana. Dengan pergerakan ini maka langkah-langkah dakwah yang lain dapat dilaksanakan dengan efektif. Pergerakan ini bermaksud meminta pengurbanan para pelaksana untuk melakukan kegiaatan. Hal ini hanya mungkin, apabila pimpinan dakwah mampu memberikan motifasi, bimbingan, koordinasi dan menjalin hubungan serta meningkatkan kemampuan para pelaksana.
Keempat, pengendalian dakwah yaitu aktivitas mengusahakan agar tidakan yang dilakukan dan hasilnya senantiasa sesuai dengan rencana, instruksi, petunjuk pedoman dan ketentuan-ketentuan lain yang telah diberikan sebelumnya. Penyelenggaraan dakwah dikatakan dapat berjalan dengan baik dan efektif, bilamana  tugas-tugas dakwah yang telah diserahkan kepada para pelaksana itu benar-benar dilaksanakan serta pelaksanaannya sesuai dengan rencana dan ketentuan-ketentuan yang telah ditetapkan. Rencana dakwah yang telah ditetapkan adalah merupakan hasil penganalisisan yang cukup cermat, yang didasarkan atas berbagai faktor. Dengan demikian tindakan-tindakan dakwah sebagai penjabaran dari rencana itu ditinjau dari berbagai aspek adalah merupakan alternatif terbaik. Atas dasar ini adanya pencariaan alternatif lain yang dilakukan sendiri oleh pelaksana, yang ini berarti suatu penyimpangan, adalah merupakan tindakan yang tidak dapat dibenarkan.
Rangkaian tindakan dakwah yang dilakukan berdasarkan fase-fase tersebut perlu juga adanya perhatian terhadap adab-adab dalam berdakwah yang telah digariskan ajaran-ajaran Islam, sebagian besar para pelaku dakwah cenderung berkonsentrasi dalam dakwah amar makruf  dan  sering melupakan dakwah nahi mungkar akibatnya banyak di kalangan masyarakat yang giat beramal shalih namun tidak jarang juga mereka tetap melakukan hal-hal yang mungkar, karena itu dalam dakwah bukan hanya mendorong untuk berbuat kebaikan namun juga seharusnya dibarengi dengan dakwah mencegah masyarakat atau obyek dakwah untuk berbuat kemungkaran.
Menjadi Umat Terbaik dengan Dakwah Amar Makruf Nahi Mungkar
Sumber moral atau pedoman hidup dalam Islam yang menjelaskan kriteria baik-buruknya suatu perbuatan adalah Al-Quran dan Sunnah. Kedua dasar itulah yang menjadi landasan dan sumber ajaran Islam secara keseluruhan sebagai pola hidup dan menetapkan mana yang baik dan mana yang buruk dalam menjalankan segala aktifitas dakwah.
Karena pada dasarnya Al-Qur’an itu sendiri merupakan dakwah yang terkuat bagi pengembang Islam karena Al-Qur’an mencakup cerita orng-orng terdahulu dan syari’at-syari’atnya serta hukum-hukumnya. Selain kedua sumber di atas yang dipandang sebagai sumber dalam menentukan biak dan buruk dalam etika dakwah adalah akal dan naluri.   
Sebagai sumber pedoman hidup utama Al-Qur’an perlu dijadikan rujukan dalam berdakwah, di sana kita dapat menemukan bagaimana seharusnya menyikapi tantangan dakwah di masyarakat, bagaimana seharusnya sebagai pelaku dakwah bekerja untuk menjadikan umat ini sebagai umat yang terbaik dan umat yang membawa rahmat bagi semesta alam.
Allah subhanahu wa ta’ala berfirman:
كُنْتُمْ خَيْرَ أُمَّةٍ أُخْرِجَتْ لِلنَّاسِ تَأْمُرُونَ بِالْمَعْرُوفِ وَتَنْهَوْنَ عَنِ الْمُنْكَرِ وَتُؤْمِنُونَ بِاللَّهِ
“Kalian (umat Islam) adalah umat yang terbaik yang dilahirkan untuk manusia, (karena kalian) menyuruh berbuat yang makruf, mencegah dari yang mungkar dan beriman kepada Allah...” (QS. Ali Imran : 110).
Berdasarkan ayat di atas maka selaku penggiat dakwah perlu memperhatikan dakwah dari beberapa aspek;
Pertama, amar makruf yakni usaha untuk mendorong atau menggerakkan umat manusia untuk menerima dan melaksanakan dalam kehidupan sehari-hari hal-hal yang dianggap baik menurut ajaran Islam, dakwah amar makruf perlu adanya tabsyir yaitu penyampaian dakwah yang berisi kabar-kabar yang menggembirakan bagi orang-orang yang mengikuti dakwah sekaligus sebagai sebuah harapan dan menjadi motivasi dalam beribadah serta beramal shalih.
Kedua, nahi mungkar yakni usaha mendorong dan menggerakkan umat manusia untuk menolak dan meninggakan hal-hal yang mungkar menurut ajaran Islam, dakwah nahi mungkar perlu adanya tandzir yaitu penyampaian dakwah di mana isinya mengandung unsur peringatan kepada orang yang tidak beriman atau kepada orang yang berbuat dosa atau hanya untuk tindakan preventif agar tidak terjerumus pada perbuatan dosa dengan bentuk ancaman berupa siksa di hari kiamat. Fenomena dakwah di masyarakat kebanyakan hanya berupa mengajak kepada kebaikan sementara mencegah hal-hal yang mungkar seakan terlupakan ini terlihat di tengah-tengah masyarakat, tidak jarang seorang pejabat melakukan tidakan yang dilarang agama korupsi misalnya padahal di samping itu dia juga melaksanakan perintah-perintah agama lalu apa pengaruh amal shalih yang ia lakukan terhadap diri pribadinya, demikian juga sebagian masyarakat terlihat giat melakukan amal kebaikan ketika di lingkungan masjid atau pengajian namun apakah hal tersebut masih terus berlanjut dalam kehidupan sehari-hari. Karena itu perlu adanya keselarasan antara dakwah amar makruf dan nahi mungkar.
Ketiga, menyangkut diri pribadi pelaku dakwah sebagaimana ditunjukkan ayat di atas  (وَتُؤْمِنُونَ بِاللَّهِ), hal yang perlu dicermati di sini adalah sejauh mana pelaku dakwah menguasai ilmu agama, seberapa bagus akhlak seorang pelaku dakwah baik akhlak terhadap Sang Khalik maupun terhadap sesama untuk bisa dijadikan uswah hasanah bagi masyarakat. Aspek ini berkaitan langsung dengan pandangan obyek dakwah terhadap pelaku dakwah, masyarakat akan mudah menerima dakwah jika seorang dai memiliki pribadi yang mumpuni dan sekaligus sebagai uswah di tengah masyarakat. karena itu, hal ini perlu mendapat perhatian khusus bagi pribadi pelaku dakwah.
Untuk menjadi umat utama dan rahmat bagi semesta alam umat Islam perlu memperhatikan dan melaksanakan segala apa yang menjadi ajaran-ajaran Islam yang telah tercantum di dalam pedoman Islam yakni Al-Quran dan Sunnah, khususunya  dalam dakwah. Dakwah Islam adalah dakwah yang menyejukkan, dakwah Islam adalah dakwah rahmat bagi semesta alam, dan dakwah Islam adalah dakwah mengajak kepada kebahagiaan dunia dan akhirat selama dakwah Islam mengacu dan sesuai etika yang telah Allah subhanahu wa ta’ala tetapkan dalam Al-Qur’an dan melalui nabi-Nya Muhammad sholallahu ‘alaihi wa sallam dalam As-Sunnah.  
Khatimah
Dakwah Islam adalah dakwah yang merubah kondisi masyarakat untuk menjadi lebih baik dan mengajak umat manusia untuk melaksanakan perbuatan-perbuatan yang makruf dan mencegah dari perbuatan-perbuatan yang mungkar menurut ajaran Islam sehingga bahagia di dunia maupun di akhirat. Para pelaku dakwah perlu juga memperhatikan proses dan perencanaan dalam berdakwah bukan hanya sambil lalu atau seingatnya saja, dakwah perlu adanya rencana-rencana yang matang agar ketika sudah di tengah-tengah medan dakwah pelaku dakwah sudah ada bekal bagaimana menghadapi kondisi mayarakat yang bermacam-macam dan memerlukan tindakan dakwah yang berbeda-beda.
Dalam dakwah perlu adanya keselarasan antara dakwah amar makruf dan nahi mungkar, bukan hanya menggiatkan dakwah mengajak umat untuk melaksanakan perbuatan-perbuatan yang makruf namun juga perlu menggiatkan dakwah mendorong umat untuk meninggalkan perbuatan-perbuatan yang mungkar. Dengan begitu oyek dakwah atau masyarakat tidak hanya perhatian terhadap perbuatan-perbuatan yang baik namun juga memperhatikan dan waspada terhadap hal-hal buruk yang dilarang ajaran Islam.
Umat Islam akan menjadi umat yang utama dan umat yang mendatangkan kebaikan bagi semesta alam jika dalam kehidupan mereka memperhatikan dan melaksanakan pedoman utama mereka yakni Al-Qur’an dan Sunnah baik dalam hal ibadah maupun kehidupan sesama manusia, tidak terkecuali dalam berdakwah yang bernilai ibadah di sisi Allah ta’ala dan secara langsung berhubungan dengan kondisi masyarakat untuk merubah kondisi menjadi lebih baik yang diridhai Allah subahanahu wa ta’ala.

DAKWAH ISLAM AMAR MAKRUF NAHI MUNGKAR
Oleh : Faiz Rofdli
Loading...

0 Response to "DAKWAH ISLAM AMAR MAKRUF NAHI MUNGKAR"

Post a Comment