SEPUTAR HADIS MAUDU (PALSU)

Apabila sebab kecacatan pada perawi itu disebabkan kedustaan atas Rasulullah SAW ,maka haditsnya dinamakan “maudhu’.”

Pengertiannya

Maudhu’ menurut bahasa artinya sesuatu yang diletakkan. Sedangkan menurut istilah:

“Sesuatu yang diciptakan dan dibuat-buat lalu dinisbatkan kepada Rasulullah SAWsecara dusta.” 

Hadits ini adalah yang paling buruk dan jelek diantara hadits-hadits dhaif lainnya. Sebagian ulama membagi hadits menjadi 4 bagian : shahih, hasan, dhaif, dan maudhu’. Maka maudhu’ menjadi bagian yang tersendiri.

Hukum meriwayatkannya

Para ulama sepakat bahwasannya diharamkan meriwayatkan hadits maudhu’ dari orang yangmengetahui kepalsuannya dalam bentuk apapun, kecuali disertai dengan penjelasan akan kemaudhu’annya , berdasarkan sabda Nabi SAW,

من حدّث عني بحديث يرى أنه كذب فهو أحد الكاذبين

“Barangsiapa yang menceritakan hadits dariku sedangkan dia mengetahui bahwa dia itu dusta,maka dia termasuk para pendusta.”(HR. Muslim)

Bagaimana mengetahui hadits maudhu’?

Hadits maudhu’ dapat diketahui beberapa hal antara lain:

        1. pengakuan dari orang yang memalsukan hadits :seperti pengakuan Abi ‘Ismat Nuh bin Abi Maryam, yang digelari dengan Nuh Al-Jami’, bahwasannya dia telah memalsukan hadits-hadits atas Ibnu Abbas tentang keutamaan-keutamaan al-Qur’an surat persurat, dan seperti pengakuan Maisarah bin Abd Rabbih Al-Farisi bahwasannya dia telah memalsukan hadits tentang keutamaan ali sebannyak 70 hadits

        2. Apa yang diposisikan sama dengan pengakuannya: seperti bila seseorang menyampaikan hadits dari seorang syaikh,dan hadits itu tidak diketahui kecuali dari syaikh tersebut.,ketika siperawi itu ditannya tentang kelahirannya lalu menyebutkan tanggal tertentu. Setelah diteliti dari perbandingan tanggal kelahiran perawi dengan tanggal kematian sang syaikh yang diriwayatkan darinya, ternyata perawi dilahirkan sesudah kematian syaikh, atau pada saat syaikh itu meninggal dia masih kecil dan tidak mendapatkan periwayatan.

        3. Adanya indikasi pada perawi yang menunjukkan atas kepalsuannya: misalnya seorang perawi yang Rafidhahdan haditsnya berisi tentang keutamaan ahlul bait.

        4. Adanya indikasi pada isi hadits seperti: isinya bertentangan dengan akal sehat,atau bertentangan dengan indra dankennyataan, atau bertentangan dengan ketepatan agama yang kuat dan terang, atau susunan lafazhnya lemah dan kacau. Misalnya apa yang diriwayatkan Abdurrahman bin Zaid bin Aslam dari bapaknya dari kakeknya secara marfu’’ Bahwasanya kapal Nabi Nuh thawaf mengelilingi ka’bah tujuh kali dan shalat 2 rakaat di maqam Ibrahim.”

Dan seperti, “Anak zina tidak masuk surge sampai tujuh keturunan,” karena  bertentangan dengan firman Allah SWT,

(Al-an’am:164) وازرة وزر أخرىولاتزر

“Dan seseorang yang berdosa tidak menanggung dosa yang lain.”(Al-An’am:164).

Karya-karya dalam hadits maudhu’:
1.  Al-Maudhu’at, karangan Ibnu Jauzi- beliau paling awal menulis dalam ilmu ini.
2. Al-La’ali Al-Mashnu’ah fi Al-Ahadits Al-Maudhu’ah, karya As-Suyuti ringkasan kitab Ibnu Jauzi dengan beberapa tambahan.
3. Tanzihu Asy-Syari’ah Al-Marfu’ah a=An Al-Ahadits Asy-Syani’ah Al-Maudhu’ah, karya Ibnu ‘Iraq Al-Kitani, ringkasan darikedua kitab tersebut.
4.  Silsilah Al-Ahadits Adh-Dha’ifah,karya Al-Albani.


Loading...

2 Responses to "SEPUTAR HADIS MAUDU (PALSU)"

Unknown said...

sippp syukroon

Saniman el-Qudsie said...

Ikut nyedot om, ya...
Jazakumullah khairan katsiran.

Post a Comment