Secara bahasa kata “mushahhaf “ adalah isim maf ’ul dari kata “At-Tashhif “,
yang berarti kesalahan tulis yang ada pada kitab – kitab hadits.
Sedangkan “as-shahafi” adalah
sebutan bagi perawi yang meriwayatkan hadits dengan membacakan buku, sehingga
ia melakukan kesalahan karena kesulitan membedakan huruf-huruf yang mirip.
Ada yang mengatakan bahawa
asal mula dinamakan dengan sebutan as-shahafi tersebut karena ada sekelompok
orang yang mengambil ilmu dari memmbaca buku saja tanpa berguru, sehingga
ketika mereka meriwayatkan ilmunya mereka melakukan perubahan. Lalu mereka di
namakan “Mushahhifun”
yaitu orang-orang yang meriwayatkan ilmunya dari buku.bentuk masdarnya adalah “At-Tashhif”.
Pembagian hadits mushahhaf
Jika ditinjau dari tempat
terjadinya kesalahan, maka hadits mushahhaf di bagi menjadi dua:
1. Yang mengalami tashhif dalam sanad
Contohnya adalah hadits yang
diriwayatkan oleh syu’bah, dari Al-awwam bin Murajim Al-Qaisi, dari Abu Ustman
An-Nahdi. Namun yahya bin ma’in melakukan kesalahan dalam menyebut nama ayah
dari AL-Awwam, beliau mengatakan dengan: “dari AL-awwam bin Muzahim” , dengan
menggunakan huruf Za’ dan Ha’ yang dikasrah.
2. Thashhif dalam matan
Contohnya adalah hadits yang
diriwayatkan oleh Zaid bin Tsabit:”Ihtajara Rasulullah fi masjid”. Namun Ibnu
Lahi’ah melakukan kesalahan dalam meriwayat-kan hadits diatas dengan
menggunakan kalimah : Ihtajama fi Al Masjid”. Yang artinya : “Rasulullah
berbekam di dalam masjid”.
Ditinjau dari sebab
terjadinya kesalahan, maka hadits mushahhaf di bagi menjadi dua bagian:
1. Tashhif Bashar (penglihatan)
Pengertian tashhif bashar
adalah ketidak jelasan tulisan suatu hadits bagi yang membacanya.hal ini bisa
disebabakan karena tulisanya jelek atau huruf-hurufnya tidak bertitik.
Contohnya: adalah hadits yang
berbunyi : Man shama ramadhana wa Atba’ahu sittan min syawwal….” Yang artinya
:”Barang siapa yang telah berpuasa Ramadhan kemudian ia berpuasa enam hari dari
bulan syawal….”Disebabkan karena ketidak jelasan tulisan maka seorang perawi
meriwayatkan hadits tersebut dengan menggunakan kata”syaian” sebagai ganti dari
kata yang seharusnya , yaitu “sittan”
2. Tashhif As Sam’u (Pendengaran)
Tashhif As
Sam’u adalah karena
pendengaran yang lemah , jarak antara pendengar dengan yang di dengarkan sangat
jauh dan lain sebagainya.karena kata tersebut berbentuk dari pola yang sama.
Contohnya adalah sebuah hadits yang diriwayatkan dari Ashim bin Al
Ahwal.ada sebagian perawi meriwayatkan dari Washil bin Al Ahdab.
Loading...
0 Response to "PENGANTAR HADIS MUSHAHAF"
Post a Comment