Kisah yang akan kami paparkan dalam tulisan ini adalah kisah dua
insan ciptaan Allah SWT yang diciptakan untuk menjadi khalifah di muka bumi
ini. Adam dan Hawa merupakan makhluk pertama yang diciptakan oleh Allah SWT
dengan nama manusia.
Diawali dengan penciptaan Adam oleh Allah SWT. Sebagaimana yang
tersurat dalam firman-Nya dalam Q.S. al-Hijr (15): 28-29
وَإِذْ قَالَ رَبُّكَ لِلْمَلَائِكَةِ إِنِّي خَالِقٌ بَشَرًا مِنْ
صَلْصَالٍ مِنْ حَمَإٍ مَسْنُونٍ فَإِذَا سَوَّيْتُهُ وَنَفَخْتُ فِيهِ مِنْ
رُوحِي فَقَعُوا لَهُ سَاجِدِينَ
“Dan ingatlah ketika Tuhanmu Berfirman kepada para malaikat: “Sesungguhnya Aku akan menciptakan seorang manusia dari tanah liat kering (yang berasal) dari lumpur hitam yang diberi bentuk. Maka apabila aku telah menyempurnakan kejadiannya dan telah meniupkan ke dalamnya ruh (ciptaan)-Ku maka tunduklah kepadanya dengan bersujud.”
Allah SWT mengagungkan Adam dengan menyebutkannya dihadapan
malaikat sebelum penciptaannya dan memuliakan Adam dengan memerintahkan para
malaikat untuk bersujud kepadanya.[1]
Padahal Adam hanya diciptakan dari tanah sedangkan malaikat diciptakan dari
cahaya. Tapi karena ketundukkan dan kepatuhan malaikat kepada Tuhannya maka
tidak menjadi masalah bagi mereka untuk bersujud kepada manusia pertama ciptaan
Allah.
Adam diciptakan oleh Allah dan ditempatkan disurga, namun pada saat
itu Adam merasa kesepian, karena tidak ada teman yang sejenis dengannya. Oleh
karena itu, Allah menciptakan Hawa sebagai teman sekaligus istri yang akan
senantiasa menemani Adam sampai akhir hayatnya. Dan penciptaan Hawa ini tanpa
sepengetahuan Adam. Sebagaimana yang tertulis dalam buku Kisah Para Nabi karya
Imam Ibnu Kaśir, beliau dalam bukunya menceritakan:
Ketika Adam ‘alaihis salam sendirian di syurga para
malaikat, Alloh pun menciptakan pasangannya, yaitu seorang wanita. As-Sudi
meriwayatkan dari Ibnu Abbas, Ibnu Mas’ud dan beberapa shahabat Nabi
shollallohu ‘alaihi wa sallam lainnya, bahwa mereka bercerita : “Ketika Iblis
telah dikeluarkan dari syurga dan Adam telah tinggal di syurga, maka Adam pun
kesepian di dalamnya, tidak ada pasangan yang dia bisa menjadi tentram
kepadanya. Ke-mudian Adam tertidur, setelah bangun di sebelah kepalanya ada
seorang wa-nita yang duduk, yang Alloh ciptakan dari tulang rusuk Adam. Adam
berta-nya : “Siapa kamu ?” Wanita tersebut menjawab : “Seorang wanita.” Lalu
Adam bertanya lagi : “Untuk apa kamu diciptakan?” Wanita itu menjawab : “Agar
kamu menjadi tentram kepadaku.” Kemudian para malaikat melihat kepadanya dan
berkata : “Siapa namanya, wahai Adam ?” Adam menjawab : ”Hawa.” Para malaikat
bertanya : “Kenapa engkau namai Hawa ?” Adam menjawab : “Karena dia diciptakan
dari sesuatu yang hidup.” Hawa selaku wanita pertama diciptakan oleh Alloh
ta’ala dari tulang rusuk Adam ‘alaihis salam sebagaimana sabda Rosululloh
shollallohu ‘alaihi wa sallam[2] :
حَدَّثَنَا
أَبُو كُرَيْبٍ وَمُوسَى بْنُ حِزَامٍ قَالَا حَدَّثَنَا حُسَيْنُ بْنُ عَلِيٍّ
عَنْ زَائِدَةَ عَنْ مَيْسَرَةَ الْأَشْجَعِيِّ عَنْ أَبِي حَازِمٍ عَنْ أَبِي
هُرَيْرَةَ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ قَالَ قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ
عَلَيْهِ وَسَلَّمَ اسْتَوْصُوا بِالنِّسَاءِ فَإِنَّ الْمَرْأَةَ خُلِقَتْ مِنْ
ضِلَعٍ وَإِنَّ أَعْوَجَ شَيْءٍ فِي الضِّلَعِ أَعْلَاهُ فَإِنْ ذَهَبْتَ
تُقِيمُهُ كَسَرْتَهُ وَإِنْ تَرَكْتَهُ لَمْ يَزَلْ أَعْوَجَ فَاسْتَوْصُوا
بِالنِّسَاءِ[3]
“Telah menceritakan kepada kami Abu
Kuraib dan Musa bin Ḥizam keduanya berkata telah menceritakan kepada kami Ḥusain
bin ‘Ali dari Zaidah dari Maisarah al-Asyja’i dari Abi Ḥāzim dari Abu Hurairah
R.A. ia berkata, Rasulullah SAW bersabda: “Barangsiapa beriman kepada Allah dan hari akhir, bila isa
menyaksikan sautu perkara hendaklah berkata yang baik atau diam. Berilah wasiat
kepada kaum wanita karena wanita diciptakan dari tulang rusuk, dan tulang rusuk
yang paling bengkok adalah yang paling atas. Bila kamu hendak meluruskannya
maka kamu bisa mematahkannya, namun bila kamu membiarkannya maka dia akan selalu
bengkok. Maka berilah wasiat kepada wanita.” (H.R. Bukhari)
Setelah diciptakan keduanya tinggal di surga dan hidup
bahagia menikmati segala kenikmatan yang ada didalamnya. Hal ini sebagaimana
yang tetulis dalam al-Qur’an surat al-Baqarah (2) : 35
وَقُلْنَا يَا آدَمُ
اسْكُنْ أَنْتَ وَزَوْجُكَ الْجَنَّةَ وَكُلَا مِنْهَا رَغَدًا حَيْثُ شِئْتُمَا
وَلَا تَقْرَبَا هَذِهِ الشَّجَرَةَ فَتَكُونَا مِنَ الظَّالِمِينَ
“Dan Kami berfirman,”hai
Adam, diamilah oleh kamu dan istrimu surga ini, dan makanlah makanan-makanannya
yang banyak lagi baik di mana saja yang kamu sukai, dan janganlah kamu dekati
pohon ini, yang menyebabkan kamu termasuk orang-orang zalim.”
Dalam
ayat diatas selain diperkenankan tinggal disurga dan menikmati segala yang ada
didalamnya, tapi Allah memberikan pantangan pada keduanya untuk tidak mendekati
sebuah pohon apalagi sampai memakan buahnya. Buahnya dinamakan buah khuldi yang
artinya adalah keabadian. Karena diambil dari ucapan setan yang membisikan
kepada keduanya bahwa jika memakan buah tersebut akan hidup abadi kekal
selama-lamanya. Sebagaimana yang tertulis dalam firman Allah surat al-A’raf
(7): 20-21
فَوَسْوَسَ
لَهُمَا الشَّيْطَانُ لِيُبْدِيَ لَهُمَا مَا وُورِيَ عَنْهُمَا مِنْ سَوْآتِهِمَا
وَقَالَ مَا نَهَاكُمَا رَبُّكُمَا عَنْ هَذِهِ الشَّجَرَةِ إِلَّا أَنْ تَكُونَا
مَلَكَيْنِ أَوْ تَكُونَا مِنَ الْخَالِدِينَ
وَقَاسَمَهُمَا إِنِّي لَكُمَا لَمِنَ النَّاصِحِينَ
“Maka setan membisikkan pikiran jahat kepada keduanya
untuk menampakkan kepada keduanya apa yang tertutup dari mereka yaitu auratnya
dan setan berkata: “Tuhan kamu tidak melarangmu dari mendekati pohon ini,
melainkan supaya kamu berdua tidak menjadi malaikat atau tidak menjadi orang
yang kekal dalam surga”. “sesungguhnya aku adalah termasuk orang-orang yang
memberi nasehat”.
Segala
bujuk rayu setan akhirnya berhasil menggoda Adam dan Hawa untuk memakan buah
tersebut. Yang mengakibatkan keduanya mendapat murka dari Allah SWT.
Sebagaimana firman Allah SWT:
فَدَلَّاهُمَا بِغُرُورٍ فَلَمَّا ذَاقَا الشَّجَرَةَ بَدَتْ لَهُمَا
سَوْآتُهُمَا وَطَفِقَا يَخْصِفَانِ عَلَيْهِمَا مِنْ وَرَقِ الْجَنَّةِ
وَنَادَاهُمَا رَبُّهُمَا أَلَمْ أَنْهَكُمَا عَنْ تِلْكُمَا الشَّجَرَةِ وَأَقُلْ
لَكُمَا إِنَّ الشَّيْطَانَ لَكُمَا عَدُوٌّ مُبِينٌ
“Maka setan membujuk keduanya (untuk memakan buah itu),
dengan tipu daya, tatkala keduanya telah merasai buah kayu itu, nampaklah bagi
keduanya aurat-auratnya, dan mulailah keduanya menutupinya dengan daun-daun
surga. Kemudian Tuhan mereka menyeru mereka: “Bukankah Aku telah melarang Kamu
berdua dari pohon kayu itu dan Aku katakan kepadamu:”Sesungguhnya setan itu
adalah musuh yang nyata bagi kamu berdua.
Setelah
melanggar pantangan dari Allah yang mengakibatkan kemurkaan Allah kepada
keduanya. Adam memohon taubat kepada Allah SWT sebagai pengakuan atas dosanya
dan memohon agar diampuni dosa yang telah ia perbuat. Terjadi dialog antara
Adam dengan Tuhannya sebagaimana yang tertulis dalam al-Qur’an surat al-A’raf
(7): 23
قَالَا رَبَّنَا ظَلَمْنَا أَنْفُسَنَا وَإِنْ لَمْ تَغْفِرْ لَنَا
وَتَرْحَمْنَا لَنَكُونَنَّ مِنَ الْخَاسِرِينَ
“Adam berkata: “Ya Tuhan Kami, Kami telah berbuat
aniaya terhadap diri Kami, karenanya jika Engkau
.tidak memberi pengampunan dan
rahmat kepada kami tentulah Kami tergolong orang-orang yang zalim”
Allah yang memiliki sifat ar-Rahman akhirnya mengampuni dosa keduanya yaitu Adam dan Hawa. Tapi sebagai hukumannya Adam dan Hawa diturunkan dari surga ke bumi untuk menjalani hidup dan mengalami kematian disana. Sebagaimana yang tertulis dalam firman Allah SWT dalam surat al-Baqarah (2): 36
فَأَزَلَّهُمَا
الشَّيْطَانُ عَنْهَا فَأَخْرَجَهُمَا مِمَّا كَانَا فِيهِ وَقُلْنَا اهْبِطُوا
بَعْضُكُمْ لِبَعْضٍ عَدُوٌّ وَلَكُمْ فِي الْأَرْضِ مُسْتَقَرٌّ وَمَتَاعٌ إِلَى
حِينٍفَتَلَقَّى آدَمُ مِنْ رَبِّهِ كَلِمَاتٍ فَتَابَ عَلَيْهِ إِنَّهُ هُوَ
التَّوَّابُ الرَّحِيمُ
“Lalu keduanya digelincirkan oleh syetan dari surga itu
dan dikeluarkan dari keadaan semula dan Kami berfirman: “Turunlah
kamu!,..sebagian kamu menjadi musuh bagi sebagian yang lain dan bagi kamu ada
tempat kedamaian di bumi, dan kesenangan hidup sampai waktu yang ditentukan. Kemudian
Adam menerima beberapa kalimat dari Tuhannya, maka Allah menerima taubatnya
karena Allah Maha menerima taubat dan Maha Pengasih”
Demikianlah kisah Adam dan Hawa mulai dari penciptaan hingga penurunan di keduanya ke bumi.
Demikianlah kisah Adam dan Hawa mulai dari penciptaan hingga penurunan di keduanya ke bumi.
Dalam kisah yang telah kami paparkan diatas banyak sekali pelajaran
yang bisa kita ambil diantaranya adalah:
1. Allah
adalah Zat yang Maha Kuasa yang baginya tidak ada yang tidak mungkin. Misalkan
dari kisah diatas, Allah menciptakan makhluk yang belum pernah ada sebelumnya
yaitu Adam.
2. Manusia
mempunyai kedudukan yang istimewa dibandingkan dengan makhluk Allah yang
diciptakan oleh Allah sebelum penciptaan Adam. Itu terbukti dengan adanya
perintah dari Allah kepada para Malaikat untuk bersujud kepadanya. Maka dari
itu kita harus bangga dan berusaha untuk menjaga status kita sebagai makhluk
yang istimewa dengan cara senantiasa menjalankan segala perintah Allah dan
menjauhi segala larangan-Nya.
3. Dalam
menjalani kehidupan di dunia ini kita tekah di berikan rambu-rambu, mana yang
boleh dan tidak boleh kita lakukan di dunia ini. Rambu-rambu itu sudah diatur
oleh syari’at Islam yang telah dibawa oleh Rasulullah SAW.
4. Setan
adalah musuh yang nyata bagi manusia karena mereka akan senantiasa menggoda
manusia agar berbuat durhaka kepada Allah. Karena mereka diusir dari surga
karena mereka dulunya enggan untuk sujud kepada Adam. Sehingga mereka
senantiasa mencari teman untuk bersama-sama menghuni neraka dan kekal
didalamnya.
5. Sudah
menjadi fitrah manusia selalu berbuat dosa karena manusia memiliki hawa nafsu.
Oleh karena itu kita diajarkan untuk bisa menahan hawa nafsu. Karena akibat
dari mengikuti hawa nafsu adalah akan mendatangkan kemurkaan dari Allah SWT.
6. Jika
memang sudah terlanjur berbuat dosa jangan lantas berputus asa, apalagi malah
terus-menerus mengrjakan dosanya. Segeralah bertaubat kepada Allah SWT, karena
Allah selalu menerima taubat hamba-Nya. Asal taubat itu adalah taubat yang
sungguh-sungguh. Yaitu menyesali perbuatan dosa yang telah dilakukan kemudia
bertekad untuk menjauhi dan tidak akan berbuat dosa lagi. Kemudian meningkatkan ibadah agar mendapatkan
pahala yang bisa menghapuskan dosa-dosa yang telah dilakukan di masa lalu.
رَبَّنَا ظَلَمْنَا أَنْفُسَنَا وَإِنْ لَمْ تَغْفِرْ لَنَا
وَتَرْحَمْنَا لَنَكُونَنَّ مِنَ الْخَاسِرِينَ
اللهُمَّ
اغْفِرْ لِي ذَنْبِي كُلَّهُ , دِقَّهُ وَجُلَّهُ , أَوَّلَهُ وَآخِرَهُ ,
وَعَلَانِيَتَهُ وَسِرَّهُ
اللهُمَّ
اغْفِرْ لِي مَا أَخْطَأْتُ , وَمَا عَمَدْتُ , وَمَا عَلِمْتُ , وَمَا جَهِلْتُ
رَبِّ
اغْفِرْ لِي وَتُبْ عَلَيَّ إِنَّكَ أَنْتَ التَّوَّابُ الرَّحِيمُ
اللَّهُمَّ
اغْفِرْ لِي ذَنْبِي وَوَسِّعْ لِي ذَاتِي وَبَارِكْ لِي فِيمَا رَزَقْتَنِي
رَبَّنَا
آتِنَا فِي الدُّنْيَا حَسَنَةً، وَفِي الْآخِرَةِ حَسَنَةً، وَقِنَا عَذَابَ
النَّارِ
D.
DAFTARPUSTAKA
Al-Bukhari, Shaih al-Bukhāri, (Dāruthuq an-Najjah T.T.)
Al-Qur’an Al-Karim
Al-Qur’an dan Terjemahnya
Ibnu Kaśir, Tafsîr al-Qur’an al-‘Aẓîm Lebanon: Dâr al-Kutub al-‘Ilmiyyah.
Ibnu Kaśir, Kisah Para Nabi, penerjemah, M. Abdul Ghoffar, Jakarta: Pustaka Azzam, 2008.
Al-Bukhari, Shaih al-Bukhāri, (Dāruthuq an-Najjah T.T.)
Al-Qur’an Al-Karim
Al-Qur’an dan Terjemahnya
Ibnu Kaśir, Tafsîr al-Qur’an al-‘Aẓîm Lebanon: Dâr al-Kutub al-‘Ilmiyyah.
Ibnu Kaśir, Kisah Para Nabi, penerjemah, M. Abdul Ghoffar, Jakarta: Pustaka Azzam, 2008.
Nama: Mad Rois
Semester: VI (enam)
PUTM PUTRA
[1]
Ibnu Kaśir,
Tafsîr al-Qur’an al-‘Aẓîm (Lebanon: Dâr
al-Kutub al-‘Ilmiyyah). II:hlm. 496
[2]
Ibnu Kaśir,
Kisah Para Nabi, penerjemah, M. Abdul Ghoffar, (Jakarta: Pustaka Azzam,
2008) hlm 27
[3]
Al-Bukhari, Shaih al-Bukhāri, Dāruthuq an-Najjah T.T. IV: 133
Loading...
0 Response to "Kisah Alqur'an: Adam Dan Hawa"
Post a Comment