Resensi buku Ilmu Pendidikan karangan Dwi Siswoyo dkk


        Adapun buku yang disusun sebagai buku pegangan kuliah bagi para mahasiswa program kependidikan UNY ini secara umum memaparkan konsep dasar tentang manusia, yaitu urgensi memahami hakikat manusia dengan pola pemikiran biologis, psikologis, sosial budaya, dan pemikiran religius serta wujud sifat hakikat manusia yang mempunyai kemampuan menyadari diri akan perbedaannya dengan mahluk lain. Kemampuan bereksistensi menembus atau menerobos dan mengatasi batas-batas yang membelenggu diri manusia, kata hati, tanggung jawab, rasa kebebasan dan lainnya serta kemampuan untuk menghayati kebahagiaan hidup manusia. Di dalam sub bab urgensi memahami hakikat manusia juga dibahas unsur-unsur hakikat manusia dan dimensi kemanusiaan.

            Dalam buku ini juga memaparkan tentang konsep dan prinsip-prinsip dasar tentang pendidikan, ilmu dan sistem pendidikan yang meliputi arti pendidikan yaitu usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta ketrampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara. Juga membahas batas-batas pendidikan baik batas-batas pendidikan pada peserta didik, pendidik maupun batas-batas pendidikan dalam lingkungan dan sarana pendidikan. Dalam buku ini juga membahas pendidikan sebagai ilmu dan sebagai sistem yang mencakup persyaratan pendidikan sebagai ilmu, sifat-sifat ilmu pendidikan, pengembangan pendidikan, komponen-komponen upaya pendidikan, hubungan antar komponen dan tatanan sistem pendidikan. Membahas pula dasar, asas, fungsi dan tujuan pendidikan, peserta didik dan pendidik dari berbagai teori perkembangan maupun tipologi kepribadian peserta didik, kompetensi, kedudukan, profesionalisme, hakikat, tanggung jawab dan kode etik pendidik/guru. Kemudian dalam buku ini membahas pula tentang isi, metode, alat dan lingkungan pendidikan, pendidikan sepanjang hayat dengan perubahan ilmu dan teknologi yang menuntut orang untuk menyesuaikannya. Dan bab terakhir dalam buku ini membahas tentang Ki Hajar Dewantara sebagai peletak dasar Pendidikan Nasional, disertai lahirnya Perguruan Tamansiswa sebagai Badan Perjuangan Kebudayaan dan Pembangunan Masyarakat yang menggunakan pendidikan dalam arti luas sebagai sarananya.

            Ilmu Pendidkan yang dimaksudkan sebagai bingkai yang dinamis dalam penerapan teori-teori praksis pendidikan, diharapkan bagi para pendidik tidak hanya terbenam dalam berbagai persoalan teknis semata, dengan disibukkan pada persoalan-persoalan bagaimana caranya, lupa dengan sikap profesionalnya yang hakiki sebagai pendidik yang selalu menanyakan mengapa cara-cara itu digunakan, yang dilandasi berbagai filosofi/teori pendidikan tertentu.

Pandangan Kritis        :
            Review satu bab yang akan coba saya berikan pandangan kritisnya dalam buku Ilmu Pendidikan karangan Dwi Siswoyo, dkk adalah Bab VI yang membahas Isi, Metode, Alat dan Lingkungan Pendidikan.

            Hal yang menjadi faktor-faktor pendidikan adalah unsur-unsur yang menjadi pendukung utama proses atau kegiatan pendidikan. Unsur-unsur ini bersifat integralistik. Ketiadaan atau kelemahan salah satu unsur akan mempengaruhi keberhasilan pendidikan. Unsur-unsur dan sifatnya yang integralistik meliputi, pendidik, pesertat didik, tujuan pendidikan, alat pendidikan, lingkungan, kurikulum, dasar-dasar pendidikan dan lainnya. Namun dalam bab ini, yang telah dipaparkan adalah mengenai isi, metode, alat, dan lingkungan pendidikan. Empat pokok bahasan tersebut merupakan pokok bahasan yang berbeda, namun berhubungan sangat erat. Setelah isi pendidikan diketahui, maka metode dan alat pendidikan yang dipakai harus sesuai dengan isi pendidikan dan tujuan yang hendak dicapai. Lingkungan pendidikan akan mempengaruhi proses dan output pendidikan. Dengan demikian keempat pokok bahasan tersebut akan saling mendukung.

            Dalam  sub bab isi pendidikan dalam buku tersebut di jelaskan bahwa mendidik dan dididik merupakan perbuatan yang fundamental. Perbuatan ini dapat mengubah dan menentukan hidup manusia. Dengan pendidikan, anak menjadi tumbuh menjadi manusia. Mendidik adalah pertolongan atau pengaruh yang diberikan oleh orang yang bertanggung jawab kepada anak supaya anak menjadi dewasa. Supaya anak menjadi dewasa tersebut ditetapkan isi materi pendidikan yang relevan. Isi pendidikan adalah segala sesuatu yang diberikan kepada peserta didik untuk keperluan pertumbuhan. Isi pendidikan berbeda dengan isi pengajaran. Isi pendidikan berupa (1) nilai, (2) pengetahuan dan (3) ketrampilan. Sedangkan isi pengajaran adalah pengetahuan dan ketrampilan saja. Hal ini berkaitan dengan mendidik, yakni transfer nilai, pengetahuan dan ketrampilan kepada peserta didik, dan jika mengajar berarti hanya transfer pengetahuan dan ketrampilan. Di dalam sub bab isi pendidikan sudah jelas keharus-adaanya pengetahuan dan ketampilan dengan memaparkan kedua komponen tersebut dengan rinci. Namun dalam pembahasan tersebut, nilai tidak dibahas begitu mendalam. Apalagi menyangkut moral sebagai salah satu faktor utama terciptanya peserta didik yang berkualitas. Karena bila hanya pengetahuan dan ketrampilan saja yang ditekankan dalam proses pendidikan, maka hal tersebut akan mencacatkan tujuan dari pendidikan itu sendiri. Nilai atau moral peserta didik bisa dikatakan sebagai tolak ukur keberhasilan sebuah pendidikan. Tanpa adanya nilai atau moral yang ditanamkan dalam jiwa pendidikan atau peserta didik pada khususnya, maka rusaklah tujuan pendidikan tersebut. Sehingga perlu di paparkan lebih panjang lagi/lebih mendalam khusus mengenai nilai atau moral sebagai isi pendidikan tersebut untuk memperoleh tujuan pendidikan sesungguhnya sebagaimana ditunjukkan dalam UU No. 20 Th. 2003 ……yang berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi Warga Negara yang demokratis serta bertanggung jawab. Jelas sekali dalam pernyataan pasal undang-undang tersebut bahwa tujuan penting pendidikan adalah agar menjadi manusia yang beriman, bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa dan berakhlak mulia, yang kesemuanya itu adalah implementasi dari nilai-nilai baik dari nilai religiusitas sehingga dalam isi pendidikan itu perlu dimasukan  pendidikan agama, nilai susila, nilai ketuhanan, nilai estetika dan nilai-nilai yang lain yang sebenarnya perlu dibahas secara panjang lebar dalam sub bab isi pendidikan tersebut.

            Metode Pendidikan dalam bab ini menjelaskan bahwa metode adalah cara yang berfungsi sebagai alat untuk mencapai tujuan. Metode Pendidikan adalah cara-cara yang dipakai oleh orang atau sekelompok orang untuk membimbing anak/peserta didik sesuai dengan perkembangannya ke arah tujuan yang hendak dicapai. Metode pendidikan tersebut selalu terkait dengan proses pendidikan, yaitu bagaimana cara melaksanakan kegiatan pendidikan agar tercapai tujuan pendidikan. Dalam pemaparannya juga dijelaskan tiga bentuk pendidikan yaitu, bentuk pendidikan otoriter, pendidikan liberal, dan pendidikan demokratis.
            Alat Pendidikan dijelaskan sebagai segala sesuatu yang secara langsung membantu terwujudnya pencapaian tujuan pendidikan, atau dengan kata lain alat pendidikan adalah situasi dan kondisi yang sengaja dibuat oleh guru untuk membantu terwujudnya pencapaian tujuan pendidikan. Alat pendidikan dapat dibedakan dua macam pengertian, yaitu (1) alat pendidikan yang bersifat tindakan, dan (2) alat pendidikan yang berupa kebendaan (alat bantu). Namun dalam pemaparan dua macam alat pendidikan tersebut kurang adanya contoh konkrit. Perlu adanya perincian seperti halnya “pengawasan” maka kerja konkritnya harus dilakukan terus menerus, dilakukan secara konsekuen, dilakukan untuk menjaga anak agar hal-hal yang dapat merugikan perkembangannya tidak terjadi, dan dilakukan sesuai dengan tingkat usia, perkembangan anak dan lain sebagainya. Dan juga halnya hukuman (punishment) konkritnya harus dijelaskan secara terperinci seperti hukuman harus sejalan dengan tingkat pelanggaran, hukuman harus disesuaikan dengan tingkat usia, perkembangan dan kemampuan, hukuman selalu diorientasikan pada perbaikan atau keadaan yang lebih baik dan lain sebagainya.

            Lingkungan Pendidikan dijelaskan dalam sub bab isi pendidikan ini hanya dengan macam sebagai berikut:
  1. Lingkungan Phisik (keadaan iklim, keadaan alam)
  2. Lingkungan Budaya (bahasam seni, ekonomi, politik, pandangan hidup, keagamaan dan lainnya).
  3. Lingkungan Sosial/Masyarakat (keluarga, kelompok bermain, organisasi).
Juga memaparkan pembedaan lingkugnan menurut Ki Hajar Dewantara berdasar pada kelembagaannya. Yaitu lingkugnan keluarga, lingkungan perguruan/sekolah, dan lingkungan pergerakan/organisasi pemuda.

Namun dalam penjelasannya perlu adanya penekanan pada pembahasan tiap-tiap lingkungan pendidikan karena penulis rasa sangat singkat, seperti dalam jenis lingkungan budaya ada faktor yang mempengaruhinya seperti ekonomi dan politik. Ekonomi dan politik yang merupakkan hal yang penting dari negara perlu dijelaskan secara mendetail karena pendidikan bangsa (khususnya Indonesia) sangat banyak dipengaruhi oleh tingkat ekonomi dan pergolakan politik di Negeri ini. Sehingga ekonomi dan politik juga perlu diterangkan panjang lebar dengan pemahaman bahwa ekonomi dan politik mempunyai pengaruh besar terhadap kemajuan dan kemunduran pendidikan di Negeri ini.  
                  
Judul                           : Ilmu Pendidikan
Pengarang                   : Dwi Siswoyo, dkk
Penerbit                       : UNY Press Yogyakarta
Tahun Terbit                : 2008

Loading...

0 Response to "Resensi buku Ilmu Pendidikan karangan Dwi Siswoyo dkk"

Post a Comment