Makalah Kuliah Filsafat dan Sejarah Pendidikan Indonesia,- Setiap pemikir mempunyai definisi
berbeda tentang makna
filsafat karena pengertiannya
yang begitu luas dan abstrak.
Tetapi secara sederhana filsafat dapat dimaknai bersama sebagai suatu sistim
nilai-nilai (systems of values) yang luhur yang dapat
menjadi pegangan atau anutan setiap individu, atau keluarga, atau kelompok komunitas dan/atau masyarakat
tertentu, atau pada gilirannya bangsa dan negara tertentu.
Bandung, I Mei 2001
Pendidikan
sebagai upaya terorganisasi, terencana, sistimatis, untuk mentransmisikan
kebudayaan dalam arti luas (ilmu
pengetahuan, sikap, moral dan nilai-nilai hidup dan kehidupan, ketrampilan,
dll.) dari suatu generasi ke generasi lain. Adapun
visi, misi dan tujuannya yang ingin dicapai semuanya berlandaskan suatu filsafat tertentu. Bagi kita sebagai bangsa dalam suatu negara bangsa (nation state) yang merdeka,
pendidikan kita niscaya dilandasi oleh filsafat hidup yang kita sepakati dan anut bersama.
Dalam sejarah panjang kita sejak pembentukan kita sebagai bangsa (nation formation) sampai kepada terbentuknya negara bangsa (state formation dan nation state) yang merdeka, pada setiap kurun zaman, pendidikan tidak dapat
dilepaskan dari filsafat yang menjadi fondasi utama dari setiap bentuk pendidikan karena menyangkut sistem nilai-nilai (systems of values) yang memberi warna
dan menjadi "semangat
zaman" (zeitgeist) yang dianut oleh
setiap individu, keluarga, anggota-anggota komunitas atau masyarakat
tertentu, atau pada gilirannya bangsa dan negara nasional. Landasan filsafat
ini hanya dapat dirunut melalui kajian sejarah, khususnya Sejarah
Pendidikan Indonesia.
Sebagai komparasi, di negara-negara Eropa (dan Amerika) pada abad ke-19 dan ke-20 perhatian kepada Sejarah Pendidikan telah muncul dari dan
digunakan untuk maksud-maksud lebih lanjut yang bermacam-macam, a.l. untuk membangkitkan kesadaran berbangsa, kesadaran akan kesatuan kebudayaan, pengembangan profesional
guru-guru, atau untuk kebanggaan terhadap lembaga-lembaga dan tipe-tipe
pendidikan tertentu. (Silver, 1985: 2266).
Substansi dan tekanan dalam Sejarah
Pendidikan itu bermacam-macam tergantung kepada maksud dari kajian itu: mulai dari tradisi
pemikiran dan para pemikir besar dalam pendidikan, tradisi nasional, sistim pendidikan beserta komponen-komponennya, sampai kepada pendidikan dalam hubungannya dengan sejumlah elemen problematis dalam perubahan sosial atau kestabilan, termasuk keagamaan, ilmu pengetahuan (sains), ekonomi, dan gerakan-gerakan sosial. Sehubungan dengan MI semua Sejarah
Pendidikan erat kaitannya dengan sejarah intelektual dan sejarah sosial.
(Silver, 1985: Talbot, 1972: 193-210)
Esensidari pendidikan itu sendiri sebenarnya ialah pengalihan (transmisi) kebudayaan
(ilmu pengetahuan, teknologi, ide-ide dan nilai-nilai spiritual serta (estetika)
dari generasi yang lebih tua kepada generasi yang lebih muda dalam setiap masyarakat
atau bangsa. Oleh sebab itu sejarah dari pendidikan mempunyai sejarah yang
sama tuanya dengan masyarakat pelakunya sendiri, sejak dari pendidikan informal
dalam keluarga batih, sampai kepada pendidikan formal dan non-formal dalam
masyarakat agraris maupun industri.
Selama
ini Sejarah Pendidikan masih
menggunakan pendekatan lama atau "tradisional" yang umumnya diakronis yang
kajiannya berpusat pada sejarah dari ide-ide dan pemikir-pemikir besar dalam pendidikan, atau sejarah dan sistem
pendidikan dan lembaga-lembaga, atau sejarah perundang-undangan dan kebijakan umum
dalam bidang pendidikan. (Silver, 1985: 2266) Pendekatan yang umumnya diakronis
ini dianggap statis, sempit serta terlalu melihat ke dalam. Sejalan dengan
perkembangan zaman dan kemajuan dalam pendidikan beserta segala macam masalah yang
timbul atau ditimbulkannya, penanganan serta pendekatan baru dalam Sejarah
Pendidikan dirasakan sebagai kebutuhan yang mendesak oleh para sejarawan
pendidikan kemudian. (Talbot, 1972: 206-207)
Para sejarawan,
khususnya sejarawan pendidikan melihat hubungan timbal balik
antara pendidikan dan masyarakat; antara penyelenggara pendidikan dengan pemerintah
sebagai representasi bangsa dan negara yang merumuskan kebijakan (policy) umum
bagi pendidikan nasional. Produk dari pendidikan menimbulkan mobilitas
sosial (vertikal maupun horizontal); masalah-masalah yang timbul dalam pendidikan
yang dampak-dampaknya (positif ataupun negatif) dirasakan terutama oleh masyarakat
pemakai, misalnya, timbulnya golongan menengah yang menganggur karena jenis pendidikan tidak sesuai
dengan pasar kerja; atau kesenjangan dalam pemerataan dan mutu pendidikan;
pendidikan lanjutan yang hanya dapat dinikmati oleh anak-anak orang kaya dengan
pendidikan terminal dari anak-anak
yang orang tuanya tidak mampu; komersialisasi pendidikan dalam bentuk yayasan-yayasan
dan sebagainya. Semuanya menuntut peningkatan metodologis penelitian
dan penulisan sejarah yang lebih baik danipada sebelumnya untuk menangani
semua masalah kependidikan ini.
Sehubungan dengan di atas pendekatan Sejarah
Pendidikan baru tidak cukup dengan cara-cara diakronis
saja. Perlu ada pendekatan metodologis yang baru yaitu a.l, interdisiplin. Dalam
pendekatan interdisiplin dilakukan kombinasi pendekatan diakronis sejarah
dengan sinkronis ilmu-ihmu sosial. Sekarang ini ilmu-ilmu sosial tertentu seperti antropologi, sosiologi, dan politik telah memasuki
"perbatasan" (sejarah) pendidikan dengan "ilmu-ilmu terapan" yang disebut antropologi pendidikan, sosiologi pendidikan, dan politik
pendidikan. Dalam pendekatan ini dimanfaatkan secara optimal dan maksimal
hubungan dialogis "simbiose mutualistis" antara sejarah dengan
ilmu-ilmu sosial.
Sejarah Pendidikan Indonesia dalam arti nasional termasuk
relatif baru. Pada zaman pemerintahan
kolonial telah juga menjadi perhatian yang diajarkan secara diakronis sejak dari
sistem-sistem pendidikan zaman Hindu, Islam, Portugis, VOC, pemerintahan Hindia-Belanda
abad ke-19. Kemudian dilanjutkan dengan
pendidikan zaman Jepang dan
setelah Indonesia merdeka model diakronis ini masih terus dilanjutkan sampai sekarang.
Perkuliahan dilakukan dengan pendekatan
interdisiplm (diakronik dan/atau sinkronik). Untuk Sejarah
Pendidikan Indonesiamutakhir, substansinya seluruh spektrum pendidikan yang
secara temporal pernah berlaku dan masih berlaku di Indonesia; hubungan antara
kebijakan pendidikan dengan politik nasional pemerintah, termasuk kebijakan penyusunan
dan perubahan kurikulum dengan segala aspeknya yang menyertainya;
lembaga-lembaga pendidikan (pemerintah maupun swasta); pendidikan formal dan
non-formal; pendidikan umum, khusus dan agama. Singkatnya segala macam makalah yang
dihadapi oleh pendidikan di Indonesia dahulu dan sekarang dan melihat prosepeknya
ke masa depan. Sejarah sebagai kajian reflektif dapat dimanfaatkan untuk
melihat prosepek ke depan meskipun tidak punya pretensi meramal. Dalam setiap bahasan dicoba dilihat filosofi yang
melatarinya.
Sumber-sumber
yang digunakan: sumber pertama (primary sources) berupa dokumen-dokumen yang menyangkut
kebijakan pendidikan; sumber kedua (secondary
sources) benipa artikel, monograf, atau buku-buku tentang perkembangan
dan makalah pendidikan. Sebagai bahan komparasi
sumber-sumber mengenai Sejarah
Pendidikan di negara-negara lain yang dapat diperoleh melalui internet dll.
Cara penyajian kuliah sebagian besar melalui
diskusi-diskusi, terutama membahas dokumen-dokumen dari
sumber-sumber pertama; membuat Chapter dan/atau Book Report; menyusun makalah
individual dan/atau kelompok yang didiskusikan.
DAFTARPUSTAKA:
Brugmans, LJ.
1938. Geschiedenis van het OnderwUs in Nederlandsch-Indiey Groningen-Batavia:
J.B. Wolters.
Church, Robert L. 1971.
"History of Education as a Field of Study", dalam The Encyclopedia of Education. The Macmillan Company & Free Press.
Djojonegoro, Wardiman. 1996. Lima Puluh Tahun
Perkembangan Pendidikan Indonesia. Jakarta: Badan Penelitian dan
Pengembangan Pendidikan dan Kebudayaan,
Departernen Pendidikan dan Kebudayaan.
Good, Carter V. & Scates,
Douglas E. 1954. Methods of Research Educational, Psychological,
Sociological. New York: Appleton-Cent uy. Crofts, Inc.
Good,
H.G. 1968. A History of Wester1iEducation. 2"d ed. New York:
The Macmillan Company.
Hans,
Nicholas. 1958. Comparative Education. A Study of Educational Factors and Traditions.
London: Routledge & Kegan Paul Limited.
Makmur,
Djohan, et.al.
1993. Sejarah Pendidikan di Indonesia Zaman Penjajahan. Jakarta:
IDSN.
Meyer, Adolphe E. 1972. An
Educational History of the Western World. New York: Magraw
-Hill Book Company.
Miller, T.W.G., ed. 1968. Education in South-East Asia. Sidney: Ian Novak.
Poerbakawatja, Soegarda. 1970. Pendidikan
Dalam Alam Indonesia Merdeka. Djakarta: PT Ginning Agung.
Silver, H. 1985. "Historiography of Education", dalarn The International
Encyclopedia of Education.
Sjamsuddin, Helms , et.al. 1993. Sejarah Pendidikan di Indonesia Zaman Kemerdekaan
(1945-1966). Jakarta: IDSN.
Talbott,
John E. 1972. "Education in Intellectual and Social History", dalam
Felix Gilbert & Stephen R. Graubard, ed. Historical
Studies Today. New York: W.W.
Tilaar, H.A.R. 1995. 50 Tahun Pembangunan Pendidikan Nasional 1945-1995. Suatu Analisis Kebijakan. Jakarta: PT Gramedia Widiasarana
Indonesia, Grasindo.
Yunus, Mahmud. 1992. Sejarah Pendidikan Islam di Indonesia. Jakarta: Mutiara Sumber Widya.
Wal, S.L. van der. 1963. Het Onderwysbeleid in Nederlands-Indie., 1900-1940.
Een Bronnenpublikatie. Groningen: J. B. Wolters.
Termasuk: Literatur tentang Pendidikan Taman Siswa, Pendidikan di Kayu Tanam,
dll.
Bandung, I Mei 2001
Loading...
0 Response to "Makalah Kuliah Filsafat dan Sejarah Pendidikan Indonesia"
Post a Comment