Makna Kata ملك Dalam Kajian Ilmu Gharīb Al-Qur’an


a.    Makna dasar
ملك  berasal  dari kata مَلـَك- يملِك- مُلـْكا وَمَلـَكـَةً ومِمْلـَكـَةً yang memiliki makna dasar kemampuan dan kelayakan terhadap sesuatu[1]. Kata الملِك fahānī bermakna ‘yang berwenang atas perintah dan larangan dalam suatu)menurut al-As kumpulan orang[2], dengan kata lain berkuasa (.pen). Oleh karena itu dikatakan مَلِك الناس tidak مَلِك الأشياء . Kata ini dikhususkan sebagai nama Allah SWT[3]Firman Allah Q.S. al-Fatihah:4[4]: مَالِكِ يَوْمِ الدِّينِ Dalam ayat tersebut diartikan dengan “Dzat yang berkuasa pada hari kiamat”, karena pada hari itu hanya Allahlah yang mempunyai wewenang terhadap segala sesuatu. 

sebagaimana firman Allah surat al-mu’min ayat 16[5]:   لِمَنِ الْمُلْكُ الْيَوْمَ لِلَّهِ الْوَاحِدِ الْقَهَّارِ terdapat perbedaan bacaan lafadz ملِك dalam surat al-fatihah ayat 4. Sebagian membacanya dengan memakai alif setelah mim, sebagian lagi tanpa alif. Mereka yang membaca dengan alif mengatakan bahwa مالك lebih mengandung pujian daripada مَلِك karena مالِك menunjukkan makna benar-benar memiliki. Sedangkan kata مَلِك menunjukkan makna kepemilikan yang semu. Seperti dikatakan مَلِك الروم  ‘raja romawi’, meskipun ia disebut raja, akan tetapi kepemilikannya semu, karena kerajaan yang ia miliki hanyalah titipan saja tidak benar-benar miliknya. Sedangkan orang yang membacanya tanpa alif (مَلِك), mereka mengatakan bahwa  مَلِك lebih mengandung pujian daripada مالَك, karena lafadz ملِك hanya khusus diperuntukkan kepada kepemilikan Allah dan tidak mungkin diberikan kepada makhluk-Nya. Seperti ملِك يوم الدين di hari kiamat kelak tidak ada satupun makhluk yang berkuasa meskipun untuk kekuasaan yang semu. Sedangkan lafadz مالك  diperuntukkan bagi kepemilikan Allah dan mungkin untuk diberikan kepada manusia. Seperti  قُلِ اللَّهُمَّ مَالِكَ الْمُلْكِ تُؤْتِي الْمُلْكَ  makna dari ayat ini yaitu penguasa kerajaan-kerajaan dunia. Oleh karena itu Allah memberikan kerajaan itu kepada makhluk yang Ia kehendaki.[6] Sedangkan kata المُلك bermakna kewenangan atas perintah dan larangan tersebut[7] atau disebut juga dengan kerajaan atau kekuasaan. 

b.      Ragam makna kata ملك dalam al-Quran

1)   Keagungan dan kerajaan[8] yang hanya milik Allah selamanya[9], firman Allah swt Q.S. al-imran:26[10] قُلِ اللَّهُمَّ مَالِكَ الْمُلْكِ تُؤْتِي الْمُلْكَ مَنْ تَشَاءُ وَتَنْزِعُ الْمُلْكَ مِمَّنْ تَشَاءُ Dalam ayat tersebut kata المُلك dimaknai dengan kerajaan yang hanya milik Allah selamanya. Relasi maknanya yaitu bahwa dalam kerajaan pasti ada kekuasaan, dan hanya Allah-lah yang berwenang dan berkuasa di dunia ini, sehingga segala sesuatu pun hanya milik Allah semata, begitu juga dengan kerajaan-kerajaan yang ada didunia.

2)   Khusus bagi kerajaan Allah swt[11], firman Allah:[12] أَوَلَمْ يَنْظُرُوا فِي مَلَكُوتِ السَّمَاوَاتِ وَالْأَرْضِ perbedaannya dengan poin pertama, yaitu jika poin pertama meliputi kerajaan Allah yang diberikan untuk makhluk-Nya, sedangkan poin kedua ini khusus untuk kerajaan Allah dan tidak mungkin diberikan kepada makhluk-Nya (pen.). al-Zajjāj mengatakan bahwa ملكوت berarti kuasa (al-qudrah) terhadap segala sesuatu.[13]

3)   Perbudakan atau memiliki budak (الملكة), dalam hal ini biasanya menggunakan fiil māī śulāśī mujarrad,d yang bersambung dengan amīr mufrad muannaś ghāib,d lalu diikuti dengan fāilnya yaitu lafadz يمين . firman Allah Q.S. al-Nisa’:3[14]  أَوْ مَا مَلَكَتْ أَيْمَانُكُمْ relasi maknanya adalah bahwa orang yang memiliki budak berarti ia mampu dan berwenang terhadapnya. 

c.       Derivasi makna ملك : Alternatif ism musytaq beserta makna isytiqāqī-nya dalam al-Qur’an
Dengan memperhatikan model-model makna yang dapat diuraikan dari asal kata ملك , disimpulkan bahwa hubungan makna secara semantis (isytiqāqī)-nya adalah “adanya unsur kekuasaan”. contoh, makna dasar kata ملك yang berarti kemampuan dan kelayakan serta kewenangan atas sesuatu, hal ini mengindikasikan bahwasanya seseorang berkuasa atas hal itu. Berikut derivasi makna dan kata ملك dalam al-Qur’an:

1)   المملوك yang berarti budak.[15] Sebagaimana dalam perkataan orang arab : فلان جواد بمملوكه yakni بما يتملّكه (yang ia miliki atau kuasai). Firman Allah Q.S. al-Nahl:75:[16]             ضَرَبَ اللَّهُ مَثَلًا عَبْدًا مَمْلُوكًا لَا يَقْدِرُ عَلَى شَيْءٍ ighatnya, kata). Dilihat dari s مملوك merupakan isim maf’ul (yang dikenai pekerjaan atau objek), secara leksikal maknanya ‘yang dimiliki atau yang dikuasai’, kemudian ia dikhususkan untuk menyebut  budak. Adapun makna semantisnya adalah bahwa seorang budak sudah tentu berada dibawah kekuasaan tuannya dan tuannya mempunyai kewenangan untuk memerintah dan melarang kepada budaknya. Seorang budak nyaris tidak mempunyai wewenang apapun, bahkan terhadap dirinya. Ia merupakan objek kekuasaan tuannya.

2)   المَلْك yang diartikan dengan keinginan atau kehendak. Thāhā:87 [17]قَالُوا مَا أَخْلَفْنَا مَوْعِدَكَ بِمَلْكِنَاfahānī  kata)Menurut al-As المَلْك sendiri mempunyai makna ‘sesuatu yang dimiliki’[18] kata ini dapat juga dibaca dengan المِلك [19]. Relasi maknanya yaitu bahwa keinginan atau kehendak adalah sesuatu yang dimiliki oleh setiap orang, memilikinya merupakan otoritas setiap individu.

3)   المَلـَك jama’nya الملائكة dan الملائك para ulama nahwu menganggap lafad الملك  yang berarti malaikat berasal dari kata لأك  atau ألك dengan mim nya merupakan mim ziadah, sedangkan para muhaqqiq menganggapnya berasal dari lafadz المُلك relasi maknanya yaitu bahwa malaikat juga merupakan makhluk yang diberi kemampuan dan kewenangan untuk melakukan sesuatu[20] akan tetapi ia tidak semata-mata menggunakan kewenangan sekehendaknya sendiri. المَلِك dalam hal ini Allah merupakan penunjuk bagi para malaikat. Mereka bekerja berdasarkan petunjuk dan arahan المَلِك (Allah). Seperti dalam firman Allah Q.S. al-sajdah: 11[21] قُلْ يَتَوَفَّاكُمْ مَلَكُ الْمَوْتِ الَّذِي وُكِّلَ بِكُمْ .

Kesimpulan: dari pembacaan makna-makna diatas, penulis menyimpulkan ada satu benang merah yang mengikat semua makna yang ada yaitu adanya unsur kekuasaan yang berperan dalam kata ملك tersebut.


[1] mad bin Fāris, “Mu‘jam Maqāyīs al-Lughah” dalam)usain Ah)Abū al-H al-Maktabah al-Syāmilah, jilid 5, hlm. 281.
[2] fahānī,)al-Rāgib al-As al-Mufradāt fī Garīb al-Qur’ān dalam al-Maktabah al-Syāmilah, jilid 1, hlm. 472.
[3] ā)Al- sh,ib bin ‘Ibād, al-Mu,hīt, fi al-Lughah dalam al-Maktabah al-Syāmilah, jilid 2, hlm. 53.
[4] “yang menguasai  hari Pembalasan”
[5] "Kepunyaan siapakah kerajaan pada hari ini?" kepunyaan Allah yang Maha Esa lagi Maha Mengalahkan”.
[6]al-Furūq al-Lughawiyyah dalam  dalam al-Maktabah al-Syāmilah, jilid I, hlm. 474.

[7] Muhammad bin Muhammad bin Abd al-Razzāq al-Husaini, Tāj al-‘Arūs dalam al-Maktabah al-Syāmilah, jilid I, hlm. 6789.
[8] Muhammad bin Muhammad bin Abd al-Razzāq al-Husaini, Tāj al-‘Arūs dalam al-Maktabah al-Syāmilah, jilid I, hlm. 6789.
[9] fahānī,)al-Rāgib al-As al-Mufradāt fī Garīb al-Qur’ān, jilid I,hlm. 472.
[10] Katakanlah: "Wahai Tuhan yang mempunyai kerajaan, Engkau berikan kerajaan kepada orang yang Engkau kehendaki dan Engkau cabut kerajaan dari orang yang Engkau kehendaki.
[11] fahānī,)al-Rāgib al-As al-Mufradāt fī Garīb al-Qur’ān dalam al-Maktabah al-Syāmilahā), jilid 1, hlm. 472. Bandingkan dengan al- sh,ib bin ‘Ibād, al-Mu,hīt, fi al-Lughah dalam al-Maktabah al-Syāmilah, jilid 2, hlm. 53. Lihat juga Muhammad bin Muhammad bin Abd al-Razzāq al-Husaini, Tāj al-‘Arūs dalam al-Maktabah al-Syāmilah, jilid I, hlm. 6790.
[12] “dan Apakah mereka tidak memperhatikan kerajaan langit dan bumi “
[13]Muhammad bin Muhammad bin Abd al-Razzāq al-Husaini, Tāj al-‘Arūs dalam al-Maktabah al-Syāmilah, jilid I, hlm. 6791.
[14]“atau budak-budak yang kamu miliki”.
[15] fahānī,)al-Rāgib al-As al-Mufradāt fī Garīb al-Qur’ān dalam al-Maktabah al-Syāmilahā), jilid 1, hlm. 472. Bandingkan dengan al- sh,ib bin ‘Ibād, al-Mu,hīt, fi al-Lughah dalam al-Maktabah al-Syāmilah, jilid 2, hlm. 53. Lihat juga Muhammad bin Muhammad bin Abd al-Razzāq al-Husaini, Tāj al-‘Arūs dalam al-Maktabah al-Syāmilah, jilid I, hlm. 6796.
[16] “Allah membuat perumpamaan dengan seorang hamba sahaya yang dimiliki yang tidak dapat bertindak terhadap sesuatupun”
[17] “mereka berkata: "Kami sekali-kali tidak melanggar perjanjianmu dengan kemauan Kami sendiri”
[18] fahānī,)al-Rāgib al-As al-Mufradāt fī Garīb al-Qur’ān dalam al-Maktabah al-Syāmilahā), jilid 1, hlm. 472. Bandingkan dengan al- sh,ib bin ‘Ibād, al-Mu,hīt, fi al-Lughah dalam al-Maktabah al-Syāmilah, jilid 2, hlm. 53. Lihat juga Muhammad bin Muhammad bin Abd al-Razzāq al-Husaini, Tāj al-‘Arūs dalam al-Maktabah al-Syāmilahrī, “Lisān al-‘Arab” dalam)ūr al-Mis)ammad bin Manz), jilid I, hlm. 6796. Muh al-Maktabah al-Syāmilah, jilid X, hlm. 491.
[19]fahānī,)Lihat al-Rāgib al-As al-Mufradāt fī Garīb al-Qur’ān dalam al-Maktabah al-Syāmilahā), jilid 1, hlm. 472. al- sh,ib bin ‘Ibād, al-Mu,hīt, fi al-Lughah dalam al-Maktabah al-Syāmilah, jilid 2, hlm. 53.
[20] fahānī,)Lihat al-Rāgib al-As al-Mufradāt fī Garīb al-Qur’ān dalam al-Maktabah al-Syāmilah, jilid 1, hlm. 472. Muhammad bin Muhammad bin Abd al-Razzāq al-Husaini, Tāj al-‘Arūs dalam al-Maktabah al-Syāmilah, jilid I, hlm. 6793.
[21]Katakanlah: "Malaikat maut yang diserahi untuk (mencabut nyawa)mu akan mematikanmu."

Oleh: Siti Jubaedah (07530079)

Loading...

0 Response to "Makna Kata ملك Dalam Kajian Ilmu Gharīb Al-Qur’an"

Post a Comment