Artikel tentang Berpikir Positif (husnu dzhon),- Berpikir positif merupakan proses berpikir yang
didasarkan kepada kajian terhadap faktor-faktor penyebab dan menetapkan
alternatif yang mungkin berdasarkan pelbagai kemungkinan dengan meletakkan
banyak pengganti.[1] Berpikir positif berarti selalu memikirkan dan
mengambil nilai-nilai positif dari berbagai situasi atau kondisi untuk kemudian
mengambil tindakan yang tepat untuk mengatasinya.
Pemikiran yang positif akan
melahirkan tindakan yang positif. Sebaliknya, pemikiran yang negatif, bahkan
ragu-ragu, akan melahirkan tindakan yang negatif dan ragu-ragu pula sehingga
tidak pernah menghasilkan sesuatu yang optimal. Kebanyakan orang berantakan
pribadinya dan menuntut kehidupan yang sia-sia karena pikiran-pikirannya kacau
dan sikapnya negatif. Berikut ini merupakan ayat-ayat yang menjelaskan hal
tersebut Berpikir Positif (husnu dzhon).
a. Berpikir positif dalam kondisi apapun
وَلَا
تَهِنُوا وَلَا تَحْزَنُوا وَأَنْتُمُ الْأَعْلَوْنَ إِنْ كُنْتُمْ مُؤْمِنِينَ
Janganlah
kamu bersikap lemah, dan janganlah (pula) kamu bersedih hati, padahal kamulah
orang-orang yang paling tinggi (derajatnya), jika kamu orang-orang yang
beriman. (Ali imran: 139)
Ayat ini menjelaskan bahwa Allah menganjurkan kepada orang beriman untuk tidak
menjadi lemah akibat kondisi yang yang mereka alami dan
sesungguhnya keyakinan yang kuat akan berakibat kemenangan apabila kamu
beriman kepada Allah.[2] Hal ini senada dengan penafsiran
al-Qurtubi yang menafsirkan agar kaum Muslim ketika perang Uhud tidak menjadi
lemah dan penakut atas beban dan musibah yang sedang menimpa.
Ayat ini juga menunjukkan
agar tidak iri hati terhadap keberhasilan yang dimiliki oleh orang lain.
لَا
تَمُدَّنَّ عَيْنَيْكَ إِلَى مَا مَتَّعْنَا بِهِ أَزْوَاجًا مِنْهُمْ وَلَا
تَحْزَنْ عَلَيْهِمْ وَاخْفِضْ جَنَاحَكَ لِلْمُؤْمِنِينَ
Janganlah sekali-kali
kamu menujukan pandanganmu kepada keni`matan hidup yang telah Kami berikan
kepada beberapa golongan di antara mereka (orang-orang kafir itu), dan
janganlah kamu bersedih hati terhadap mereka dan berendah dirilah kamu terhadap
orang-orang yang beriman.
(al-Hijr: 88)
Janganlah engkau sekali-kali
menunjukkan pandanganmu kepada kenikmatan hidup dan kebahagiaan duniawi yang
telah kami berikan kepada kebeberapa golongan di antara orang-orang itu. Dan
janganlah engkau beriri hati kepada mereka dan janganlah kecil hati dan sedih
dan berendah dirilah kepada orang-orang mukmin.[4] Ayat ini mengisyaratkan agar tetap percaya diri dengan kondisi diri, tanpa
mereasa iri hati atas kekayaan atau keberhasilan yang dimiliki oleh orang lain.
b. berpikir positif atas segala informasi yang
diterima
وَلَا
يَحْزُنْكَ قَوْلُهُمْ إِنَّ الْعِزَّةَ لِلَّهِ جَمِيعًا هُوَ السَّمِيعُ
الْعَلِيمُ
Janganlah kamu sedih
oleh perkataan mereka. Sesungguhnya kekuasaan itu seluruhnya adalah kepunyaan
Allah. Dialah Yang Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui. (Yunus: 65)
Allah menegaskan kepada Rasulullah SAW
agar tidak bersedih hati mendengar perkataan orang-orang musyrikin dan mohon
pertolongan dan tawakallah hanya kepada Allah semata karena seluruh kekuasaan
adalah milik Allah[5]dan juga jangan sedih atas ejekan dan pengingkaran
mereka.[6] Kritik yang dilontarkan seseorang terhadap orang lain
atau diri sendiri bisa saja sebagai keuntungan jika diperhatikan dengan
objektif, dengan menerimanya apabila jika kritik itu sesuai dengan masalah yang
sedang dihadapi atau diabaikan karena tidak sesuai dengan keinginan
tanpa harus merasa lemah atas ketidakmampuan diri. Yang diperlukan adalah
bagaimana seseorang dapat memfokuskan pada tindakannya yang positif,
sesuai dengan tuntunan al-Qur'an dan Sunnah yang menjadi dasar keyakinannya.
فَلَا
يَحْزُنْكَ قَوْلُهُمْ إِنَّا نَعْلَمُ مَا يُسِرُّونَ وَمَا يُعْلِنُونَ
Maka janganlah ucapan
mereka menyedihkan kamu. Sesungguhnya Kami mengetahui apa yang mereka rahasiakan
dan apa yang mereka nyatakan. (Yasin: 76)
Janganlah engkau sedih hai
Muhamamad SAW meskipun diejek dan diingkari atas kenabianmu yang engkau bawa
dari sisi Tuhanmu.[7]dan jangan sedih dengan perkataan mereka yang
mengatakan bahwa ia adalah seorang penyair dan seorang tukang sihir. Ayat ini
juga merupakan hiburan Allah kepada Rasulullah SAW agar tidak sedih terhadap
hinaan, ejekan dan perkataan kaum Quraisy yang mengingkari kenabian Muhammad
SAW.
Ayat-ayat di atas merupakan
anjuran untuk yakin dengan diri sendiri berdasarkan nilai-nilai yang diyakini
tanpa menghiraukan perkataan orang lain dan sikap orang lain terhadap dirinya.
Kehidupan akan bisa dibina dengan baik melalui cara berpikir yang benar,
keyakinan yang teguh, dan tindakan yang tepat.[8]berpikir positif dapat meningkatkan kepercayaan diri, jika diikuti
dengan keyakinan dan tindakan.
[1] Akrim Ridha Menjadi Pribadi Sukses Panduan Melejitkan Potensi
Diri, Alih Bahasa: Tarmana Abdul Qasim, (Bandung: Asy
Syamil, 2002)hal.52
[2] Tafsir Ibnu Katsir, Sakhr Software
[3] Tafsir Qurthubi, Sakhr Software
[4] Tafsir Ibnu Katsir, Sakhr Software
[5] Tafsir Ibnu Katsir, Sakhr Software
[6] Tafsir al-Qurthubi, Sakhr Software
[7] Tafsir Ibnu Katsir, Sakhr Software
[8] Norman V. Peale, Bila Anda Fikir Bisa Anda Pasti Bisa, Alih Bahasa. Wirmanjaya K. Liotohe (Jakarta: Gunung
Jati, 1982), hal.196.
Loading...
1 Response to "Artikel tentang Berpikir Positif (husnu dzhon)"
Bagus artikelnya, saya suka.
Post a Comment