Tulisan ini terinspirasi dari motivasi yang diberikan oleh salah seorang ustadz kami di PUTM Putri, Ustadz Ghofar Ismail. Seorang dosen mata kuliah Tafsir Al-Maraghi. Beliau baru beberapa hari yang lalu mengikuti sebuah pelatihan ESQ di Jakarta. Beliau menggambarkan bagaimana Islam, Iman, dan Ihsan dalam diri seorang Muslim adalah seperti sebuah lingkaran yang berlapis-lapis. Lapisan terluar adalah Islam, lapisan tengah adalah Iman, dan lapisan paling inti adalah Ihsan.
Untuk sebuah pertemuan yang singkat, saat kelas kami seharusnya berisi kuliah tafsir Al-Maraghi, beliau menjelaskan lapisan terluar; ISLAM. Penjelasan yang membuat kami semua tertegun dan menahan suara. Beliau mengatakan bahwa sebenarnya dengan Islam lah manusia itu bisa menuju kepada kesuksesan. Mengapa?
Islam itu dibangun di atas lima dasar: Syahadat, sholat, puasa, zakat, dan haji. Itulah konsep Islam yang kita kenal selama ini. Dalam riawayat Imam Muslim, Umar ra berkata: Ketika kami tengah berada di majelis bersama Rosulullah Saw, pada suatu hari, tiba-tiba tampaklah di hadapan kami seorang laki-laki yang berpakaian sangat putih, berambut sangat hitam, tidak terlihat padanya tanda-tanda bekas perjalanan dan tidak ada seorang pun di antara kami yang mengenalnya. Lalu ia duduk di hadapan Nabi Saw., kemudian menyandarkan lututnya pada lutut Nabi Saw dan meletakkan tangannya di atas paha Nabi Saw. Selanjutnya ia berkata: “Hai Muhammad, beritahukan kepadaku tentang Islam!” Rosulullah Saw menjawab, “Islam itu, engkau bersaksi bahwa bahwa sesungguhnya tiada Tuhan selain Allah dan sesungguhnya Muhammad itu utusan Allah, engkau mendirikan sholat, mengeluarkan zakat, berpuasa pada bulan Ramadhan, dan menunaikan ibadah haji ke Baitullah jika engkau mampu melakukannya.” Orang itu berkata,” Engkau benar.” Kami pun heran, ia bertanya lalu membenarkan....
Saudaraku, bagaimana Islam bisa menjadi pemandu bagi kita menuju kesuksesan? Mari duduk sejenak membicarakan ini.
Sesuai hadits di atas, maka Islam dibangun di atas:
Ø SYAHADAT
Apa makna syahadat “Laa ilaaha illallah, wa asyhadu anna muhammadan ‘abduhu wa rosuuluhu.” Kalimat tersebut adalah sebagai mission statement, pernyataan misi. Apa misi utama hidup kita? apa misi utama dakwah kita? apa misi utama kita sekolah, kuliah, dan lain-lain? Ternyata misi utama kita, dalam segala hal yang kita lakukan seharusnya adalah misi “laa ilaaha illallah..”. kita kuliah, mencari ilmu, untuk apa? Agar kita bermanfaat? Untuk apa kita harus bermanfaat? Agar kita bisa masuk surga. Kenapa ingin masuk surga? Agar bertemu dengan Allah. Inilah misi kita. Apapun yang kita lakukan harus karena kita punya mission statement tersebut. Bahwa yang kita harapkan adalah ridho Allah, bukan yang lain.
Jangan sampai kita punya misi 4 ta; kata, cinta, tahta, dan harta. Karena semua itua dalah tujuan yang sangat fana. Kata, maksudnya adalah pujian, apresiasi dari orang lain maupun komentar negatif dari orang lain. Cinta ialah apresiasi dari lawan jenis. Karena bukan hanya laki-laki yang tergoda oleh wanita, tapi wanita juga sangat tidak mustahil tergoda oleh laki-laki. Tahta maksudnya kedudukan. Dan harta maksudnya kekayaan materi.
Janganlah kita melakukan sesuatu karena ingin mendapatkan pujian ataupun apresiasi dan komentar orang lain. Karena sebaik apapun yang kita lakukan, belum tentu orang lain akan memuji. Dan seburuk apapun yang kita lakukan, belum tentu orang lain akan membenci. Apapun kata orang, yang kita tuju hanyalah Allah. Misi kita adalah laa ilaaha illallah..
Jangan juga mengejar cinta dari lawan jenis. Karena cinta seperti itu adalah cinta yang fana. Dan kita pun tidak dapat memastikannya. Cinta itu boleh, tapi bukan menjadi tujuan kita. Begitu juga dengan tahta. Tahta tidak akan mampu menjamin kebahagiaan kita. Dan tidak mungkin semua orang menjadi atasan. Tentu lebih banyak bawahannya. Direktur itu hanya dijabat oleh seseorang. Kepala bagian di perusahaan juga hanya satu atau dua orang yang menempati. Sedangkan yang jadi bawahan lah yang banyak. Maka jika kita mnegejar tahta, sangat mungkin kita menemui banyak kekecewaan atas apa yang luput dari yang kita harapkan.
Sama juga dengan harta, ia juga fana. Harta tidak akan bisa menjadi penjamin kebahagiaan kita. kalaupun kita bahagia dengan adanya harta, kebahagiaan kita sifatnya sementara, tidak akan lama. Maka kita harus sadar, bahwa hidup kita hanyalah untuk sebuah misi mulia. Laa ilaaha illallah. Dengan misi ini kita bisa bergerak, melakukan suatu kebaikan dengan senang dan ringan. Dalam mendakwahkan Islam, pastikan misi utama kita adalah laa ilaaha illallah, bukan karena pujian ataupun menghindari komentar orang. Maka dakwah kita akan terasa ringan. Bukan karena sedikitnya orang yang mendengar dakwah kita, kita menjadi lemah. Yang terpenting adalah semangat dakwah kita untuk menyampaikan pesan-pesan Allah. Dan itu karena kita punya misi laa ilaaha illallah.
Ø SHOLAT
Untuk sukses kita tidak hanya butuh misi. Tapi kita juga perlu sholat. Sholat merupakan pembentukan karakter kita (caracter building). Orang yang sholat seharusnya minimal punya 10 di antara asmaul khusna. Kalau mampu, 99 asmaul khusna itu bisa dibangun pada pribadi seseorang lewat sholatnya. Orang yang sholat itu JUJUR, karena mau tidak mau jika ia sudah batal ia harus wudhu kembali. Meskipun orang lain tidak tahu apakah ia kentut atau tidak, ia toh tetap wudhu lagi. dari sinilah karakter jujur dibangun.
Orang sholat itu VISIONER, berfikir jauh ke depan. Bukankah kita akan menerima pahala sholat ketika kita sudah meninggal? Maka orang yang sholat itu tidak memikirkan apa yang ia dapatkan setelah ia sholat. Ia hanya yakin di akhirat nanti ia akan dapat pahala. Visioner sekali bukan?
Orang sholat itu DISIPLIN, karena sholat diperintahkan untuk dilaksanakan tepat waktu. Orang sholat itu ADIL. karena Apapun jabatan seseorang, dalam sholat mereka melakukan hal yang sama; takbir, rukuk, sujud, duduk, dan lain-lain hingga salam. Jika ia batal ia harus wudhu lagi, baik imam maupun makmum. Bukan begitu??
Orang sholat itu SUNGGUH-SUNGGUH. Jika ingin sholatnya sempurna seseorang harus sungguh-sungguh dalam sholat. Tidak ada main-main ataupun senda gurau dalam sholat. Orang sholat itu SEMANGAT. Orang yang sholat dalam keadaan malas, bukankah ia munafik?
Orang yang sholat itu CERDAS. Sholat dikerjakan harus berdasarkan ilmu, yakni sesuai tuntunan Rosulullah Saw. Orang yang sholat juga punya sifat BEKERJA SAMA. Pahala sholat sendirian dengan sholat berjama’ah perbandingannya 1:27. So, dengan berjama’ah kita bisa mendapat pahala yang jauh lebih banyak. Dan, orang yang sholat itu PEDULI. Karena setiap salam, ia menoleh ke kanan dan ke kiri sebagai bentuk kepeduliannya kepada orang lain.
Sifat-sifat yang lain yang dapat kita bangun dari aktifitas sholat tentu masih banyak. Kita mungkin bisa menggalinya sendiri dengan merenungkannya, dan banyak belajar dari sholat. Jika kita mampu membangun karakter dari sholat, insyaallah di manapun kita hidup, kita akan sukses. Apapun posisi kita, usaha kita, kita akan sukses. Mau berdakwah, gunakan saja konsep sholat dengan menerapkan sifat-sifat yang kita dapat dari sholat. Mau berdagang, gunakan saja konsep sholat. Begitu juga dalam berrumah tangga, konsep sholat akan menjadikan kesuksesan meraih tujuan rumah tangga. Bagaimana tidak sukses jika sebuah rumah tangga dibangun di atas dasar kejujuran, visioner, disiplin, adil, sungguh-sungguh, semangat, cerdas, tanggung jawab, kerja sama, peduli, dan sifat-sifat mulia lainnya?
Ø PUASA
Saudaraku, untuk sukses, kita tidak cukup sampai pada sholat saja. namun kita perlu puasa. Apa maknanya? Puasa ialah sebagai self control/konrol diri. Ya, apapun dalam diri kita ini perlu kita kontrol dengan baik. Orang yang puasa itu mampu menahan diri, jangankan untuk yang haram, yang halal pun mereka bisa menahannya. Bukankah makanan dan minuman yang kita punya itu halal bagi kita? tapi kita bisa untuk tidak memakannya karena kita sedang berpuasa.
Manusia yang tidak punya self control itu seperti binatang. Mereka akan memakan apa saja yang mereka mau, yang halal maupun yang haram. Mereka akan melakukan apa saja mereka suka, yang halal maupun yang haram.
So, manusia perlu self control agar tidak terjerumus pada hal-hal yang haram atau minimal tidak jelas. Rasa cinta saja harus dikontrol, karena jika tidak, ia akan meledak menjadi sesuatu yang serba tidak jelas. Karena manusia itu tidak hanya dipengaruhi oleh faktor internalnya saja, tapi juga eksternal. Bisa jadi kita sudah berusaha menghindari hal-hal yang haram, tapi orang lain, lingkungan kita, mungkin memiliki pengaruh yang jauh lebih besar. So, self control itu penting dan harus ada dalam diri kita.
Ø ZAKAT
Tiga hal di atas belum cukup. Ternyata untuk sukses kita perlu zakat. Zakat sebagai strategic collaboration. Maksudnya ialah kolaborasi yang strategis antara si miskin dan si kaya. si kaya bisa menjadi suci hartanya jika ia memberi apa yang menjadi hak bagi si miskin. Sedangkan si miskin sudah tentu mendapatkan haknya dari si kaya. itulah kolaborasi mereka. Allah mempertemukan dua golongan yang terpisah -karena perbedaan banyaknya materi- dengan pensyariatan zakat. Luar biasa.
Zakat lebih berfungsi sebagai ‘give’, yaitu memberi dan berbagi. Kekuatan memberi inilah yang akan menjadikan seseorang menjadi sukses. Tidak ada kisahnya bahwa seseorang yang gemar memberi dan berzakat menjadi miskin. yang ada hanyalah orang tersebut semakin diberi berkah hartanya oleh Allah.
Ø HAJI
Sebagaimana yang lain, haji juga menjadi unsur yang begitu penting dalam merajut kesuksesan kita. maksudnya? Haji sebagai total action. Jika orang mau sukses maka ia mesti melakukan aksi yang total, bukan setengah-setengah apalagi main-main. Bukankah orang yang pergi haji juga melakukan total acation? Bukankah meski umat Islam harus membayar mahal dan harus antri beberapa tahun mereka toh tetap mendaftarkan diri sebagai calon jama’ah haji? Ini berarti dalam haji umat Islam benar-benar melakukan aksi yang total, bukan setengah-setengah.
Dalam bekerja, jika ingin sukses, bekerjalah dengan 4 as; kerja ikhlas, kerja cerdas, kerja keras, dan kerja tuntas.
Total action, jika diberi amanah, jangan dianggap enteng, jangan pula membuat orang yang memberi amanah menjadi kecewa. Karena sekali kita mengecewakan seseorang, bukan hanya orang tersebut yang akan mencabut amanahnya dari kita, tapi juga orang lain tidak akan mempercayai kita.
So, jika kita mau sukses, sebenarnya kita hanya perlu memperdalam Islam dan menerapkannya dalam segala bidang kehidupan kita. Mari perdalam islam dan menyempurnakan ke-Islam-an kita, mari memperbaiki diri. Tidak ada kata terlambat bagi yang berniat melakukan perbaikan. Karena menjadi orang baik itu sebenarnya memerlukan waktu seumur hidup kita. Demikian, semoga bermanfaat.:)
“Kecuali mereka yang Telah Taubat dan mengadakan perbaikan dan menerangkan (kebenaran), Maka terhadap mereka Itulah Aku menerima taubatnya dan Akulah yang Maha menerima Taubat lagi Maha Penyayang.” (QS. Al-Baqarah:160)
“Kecuali orang-orang yang Taubat dan mengadakan perbaikan[369] dan berpegang teguh pada (agama) Allah dan tulus ikhlas (mengerjakan) agama mereka Karena Allah. Maka mereka itu adalah bersama-sama orang yang beriman dan kelak Allah akan memberikan kepada orang-orang yang beriman pahala yang besar.” (QS. An-Nisaa’:146)
[369] mengadakan perbaikan berarti berbuat pekerjaan-pekerjaan yang baik untuk menghilangkan akibat-akibat yang jelek dan kesalahan-kesalahan yang dilakukan.
Oleh: cahaya
PUTM Putri, 28 Juli 2011/22:52
Loading...
0 Response to "ARTIKEL SUKSES DAKWAH ? = ISLAM"
Post a Comment